PENGERTIAN
Sisitem
urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan
oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
Sistem urinaria terdiri atas:
·
Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.
·
Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal
ke kandung kencing.
·
Kandung
kencing,
yang bekerja sebagai penampung.
·
Uretra, yang menyalurkan urine dari
kandung kencing.
ANATOMI SISTEM URINARIA
A.
Ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian
belakang kavum abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra
lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal
seperti biji kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih
besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari
ginjal wanita.
Fungsi
ginjal:
- Memegang peranan penting dalam
pengeluaran zat-zat toksis atau racun.
- Mempertahankan suasana
keseimbangan cairan
- Mempertahankan keseimbangan
kadar asam dan basa dari cairan tubuh.
- Mempertimbangkan keseimbangan
garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh.
- Mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme hasil akhir dari ureum protein.
Uji fungsi
ginjal terdiri dari:
- Uji protein (albumin). Bila ada
kerusakan pada glomerulus atau tubulus, maka protein dapat bocor dan masuk
ke urine.
- Uji konsentrasi ureum darah.
Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan ureum maka ureum darah naik di atas
kadar normal 20-40 mg%.
- Uji konsentrasi. Pada uji ini
dilarang makan dan minum selama 12 jam untuk melihat sampai berapa tinggi
berat jenis naiknya.
1.
Struktur ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut
kapsula renalis yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua.
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis renalis).
1. Kulit Ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
2. Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.
3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).
Garis-garis yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal (tubulus kontorti satu), ansa henle, tubulus distal (tubulus kontorti dua) dan tubulus urinarius (papilla vateri).
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis renalis).
1. Kulit Ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
2. Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.
3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).
Garis-garis yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal (tubulus kontorti satu), ansa henle, tubulus distal (tubulus kontorti dua) dan tubulus urinarius (papilla vateri).
Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama
24 jam dapat menyaring darah 170 liter. Arteri renalis membawa darah murni dari
aorta ke ginjal, lubang-lubang yang terdapat pada piramid renal masing-masing
membentuk simpul dari kapiler satu badan malfigi yang disebut glomerulus.
Pembuluh aferen yang bercabang membentuk kapiler menjadi vena renalis yang
membawa darah dari ginjal ke vena kava inferior.
2.
Fisiologi ginjal
Ginjal
berfungsi:
a.
Mengatur volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air
dalam tubuh akan diekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer
dalam jumlah besar, kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang
diekskresi berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume
cairan tubuh dapat dipertahankan relatif normal.
b.
Mengatur keseimbangan osmitik dan mempertahankan
keseimbangan ion yang optimal dalam plasma (keseimbangan elektrolit). Bila
terjadi pemasukan/pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat pemasukan garam yang
berlebihan/penyakit perdarahan (diare, muntah) ginjal akan meningkatkan
ekskresi ion-ion yang penting (mis. Na, K, Cl, Ca dan posfat).
c.
Mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh bergantung pada
apa yang dimakan, campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam,
pH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolism protein. Apabila banyak
makan sayur-sayuran, urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara
4,8-8,2. Ginjal menyekresi urine sesuai dengan perubahan pH darah.
d.
Ekskresi sisa hasil metabolism (ureum, asam urat, kreatinin)
zat-zat toksik, obat-obatan, hasil metabolism hemoglobin dan bahan kimia asing
(pestisida).
e.
Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon
renin yang mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah (sistem renin
angiotensin aldesteron) membentuk eritripoiesis mempunyai peranan penting untuk
memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis).
Di samping
itu ginjal juga membentuk hormone dihidroksi kolekalsiferol (vitamin D aktif)
yang diperlukan untuk absorsi ion kalsium di usus.
3.
Filtrasi glomerulus
Kapiler glomerulus secara relatif bersifat impermeabel
terhadap protein plasma yang lebih besar dan permeabel terhadap air dan larutan
yang lebih kecil sepeti elektrolit, asam amino, glukosa dan sisa nitrogen.
Glomerulus mengalami kenaikan tekanan darah 90 mmHg. Kenaikan ini terjadi
karena anteriole aferen yang mengarah ke glomerulus mempunyai diameter yang
lebih besar dan memberikan sedikit tahanan dari kapiler yang lain. Darah
didorong ke dalam ruangan yang lebih kecil, sehingga darah mending air dan
partikel yang terlarutdalam plasma masuk ke dalam kapsula bowman. Tekanan darah
terhadap dinding pembuluh ini disebut tekanan hidrostatik (TH). Gerakan
masuknya ke dalam kapsula bowman disebut sebagai filtrasi glomerulus.
Tiga
faktor pada proses filtrasi dalam kapsula bowman menggambarkan integrasi ketiga
faktor tersebut yaitu:
- Tekanan osmitik (TO). Tekanan yang dikeluarkan oleh
air (sebagai pelarut) pada membrane semipermeabel sebagai usaha untuk
menembus membrane semipermeabel ke dalam area yang mengandung lebih banyak
molekul yang dapat melewati membrane semipermeabel. Pori-pori dalam
kapiler glomerulus membuat membrane semipermeabel memungkinkan untuk
melewati yang lebih kecil dari air tetapi mencegah molekul yang lebih
besar misalnya protein dan plasma.
- Tekanan hidroststik (TH). Sekitar 15 mmHg dihasilkan oleh
adanya filtrasi dalam kapsula dan berlawanan dengan tekanan hidrostatik
darah. Filtrasi juga mengeluarkan tekanan osmitik 1-3 mmHg yang berlawanan
dengan osmitik darah.
- Perbedaan tekanan osmitik
plasma dengan
cairan dalam kapsula bowman mencerminkan perbedaan kosentrasi protein,
perbedaan ini menimbulkan pori-pori kapiler mencegah protein plasma untuk
difiltrasi.
Tekanan
hidrostatik plasma dan tekanan osmitik filtrat kapsula bowman bekerja sama
untuk meningkatkan gerakan air dan molekul permeabel, molekul permeabel kecil
dari plasma masuk ke dalam kapsula bowman.
4.
Proses pembentukan
urine
Glomerulus berfungsi sebagai
ultrafiltrasi pada simpai bowman, berfungsi untuk menampung hasil filtrasi dari
glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali zat-zat yang
sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal
terus berlanjut ke ureter.
Urine berasal dari darah yang di bawa arteri renalis masuk
kedalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan
bagian plasma darah.
Ada tiga
tahap pembentukan urine:
1)
Proses filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan
aferen lebih besar dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah.
Sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein.
Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa,
air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dan lain-lain, yang diteruskan ke tubulus
ginjal.
2)
Proses reabsorpsi
Proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar
glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara
pasif yang dikenal oblogator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan
pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion
bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali ke dalam tublus bagian bawah.
Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan
sisanya dialirkan pada papilla renalis.
3)
Proses sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus
dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika
urinaria.
5.
Peredaran darah
ginjal
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai
percabanganarteri arteri renalis. Arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri
renalis bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri arkuata.
Arteri interloburalis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler
membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut glomerulus. Glomerulus ini dikelilingi
oleh alat yang disebut simpai bowman. Di sini terjadi penyaringan pertama dan
kapiler darah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis
masuk ke vena kava inferior.
6.
Persarafan ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari
pleksus renalis (vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah
yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembu;uh darah
yang masuk ginjal. Di atas ginjal terdapat kelenjar suprarenalis, kelenjar ini
merupakan kelenjar buntu yang menghasilkan dua macam hormon yaitu hormon
adrenalin dan hormon kortison. Adrenal dihasilkan oleh medulla.
7.
Reabsorpsi dan
sekresi tubulus
Sewaktu filtrat glomerulus memasuki
tubulus ginjal, filtrat ini mengalir melalui bagian-bagian tubulus. Sebelum
diekskresikan sebagai urine beberapa zat diabsorpsi kembali secara selektif
dari tbulus dan kembali ke dalam darah, sedangkan yang lain de sekresikandari
darah ke dalam lumen tubulus. Pada akhirnya urine terbentuk dan semua zat dalam
urine akan menggambarkan penjumlahan dari tiga proses dasar ginjal (filtrasi
glomerulus, reabsorpsi tubulus dan sekresi tubulus).
8. Ekskresi urine, Filtrasi
glomerulus, Reabsorpsi tubulus, Sekresi tubulus
a. Reabsorpsi tubulus
Ginjal menangani beberapa zat yang yang difiltrasi secara bebas dalam
ginjaldan diabsorpsi dengan kecepatan yang berbeda. Kecepatan masing-masing zat
dapat dihitung sebagi berikut.
Filtrasi – Kecepatan filtrasi
glomerulus x Kecepatan plasma
Penghitungan
ini menganggap bahwa zat-zat difiltrasi secara bebas dan tidak terikat pada
protein plasma.
Kebanyakan
zat proses filtrasi golmerulus dan reabsorpsi tubulus secara kuntitatif relatif
sangat besar terhadap sekresi urine. Sedikit saja perubahan pada filtrasi
glomerulus atau reabsorpsi secara potensial dapat menyebabkan perubahan yang
relatif besar. Beberapa produk buangan seperti ureum dan kreatinin sulit
diabsorpsi dari tubulus dan diekskresi dalam jumlah yang relatif besar.
Mekanisme pasif.
Zat yang akan diabsorpsi harus ditranspor melintasi membran epitel tubulus ke
dalam cairan interstisial ginjal, melalui kapiler peri tubulus kembali ke dalam
darah. Reabsorpsi melalui epitel tubulus ke dalam darah, misalnya air dan zat
terlarut dapat ditranpor melalui membran selnya sendiri (jalur transeluler)
atau melalui ruang sambungan antar-sel (jalur para seluler). Setelah diabsorpsi
melalui sel epitel tubulus ke dalam cairan interstisial air dan zat terlarut
ditranpor melalui dinding kapiler ke dalam darah dengan cara ultrafiltrasi yang
diperantarai oleh tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik koloid.
Traspor aktif
mendorong suatu zat terlarut melawan gradien elektrokimia dan membutuhkan
energi yang berasal dari metabolisme. Transpor yang berhubungan langsung dengan
suatu sumber energi seperti hidrolisis adenosin trifosfat (ATF) disebut
transfor aktif primer. Transpor yang tidak berhubungan secara langsung dengan
suatu sumber energi seperti yang diakibatkan oleh gradien ion, disebut transpor
aktif sekunder.
b. Reabsorpsi tubulus
proksimal
Secara
normal sekitar 65% dari muatan natrium dan air yang difiltrasi dan nilai
persentase terendah dari klorida akan diabsorpsi oleh tubulus proksimal sebelum
filtrat mencapai ansa henle. Persentase ini dapat meningkat atau menurun dalam
berbagai kondisi fisiologis.
Sel tubuh proksimal mempunyai banyak sekali
brush boerder. Permukaan membran brush boerder dimuati molekul protein yang
mentranspor ion natrium melewati membran lumen yang bertalian dengan mekanisme
transpor nutrien organik (asam amino dan glukosa). Tubulus proksimal merupakan
tempat penting untuk sekresi asam dan basa, organik seperti garam garam empedu,
oksalat, urat, dan katekolamin.
Regulasi reabsorpsi tubulus penting untuk
mempertahankan suatu keseimbangan yang tepat antara reabsorpsi tubulus dan
filtrasi glomerulus. Adanya mekanisme saraf, faktor hormonal, dan kontrol setempat
yang meregulasi reabsorpsi tubulus untuk mengatur filtrasi glomerulus maka
reabsorpsi beberapa zat terlarut dapat diatur secara bebas terpisah dari yang
lain terutama melalui mekanisme pengontrolan hormonal.
B.
Ureter
Terdiri
dari 2 saluran pipa, masing–masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm.
Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam
rongga pelvis.
Lapisan dinding abdomen terdiri
dari:
1. Dinding luar jaringan ikat (jarinagn
fibrosa)
2. Lapisan tengah lapisan otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan
didnding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali
yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kamih (vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan oleh
ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk
ke dalam kandung kemih.
Ureter
berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi
oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan
pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal dari pembuluh
sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
Pars
abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang
peritoneum sebelah media anterior m. psoas mayor dan ditutupi oleh fasia
subserosa. Vasa spermatika/ovarika interna menyilang ureter secara oblique, selanjutnya
ureter akan mencapai kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka eksterna.
Ureter
kanan terletak pada parscdesendens duodenum. Sewaktu turun ke bawah
terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka
iliokolika, dekat apertura pelvis akan dilewati oleh bagian bawah mesenterium
dan bagian akhir ilium. Ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat
apertura pelvis superior dan berjalan di belakang kolon sigmoid dan
mesenterium.
Pars
pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum pelvis
sepanjang tepi anterior dari insura iskhiadikamayor dan tertutup
olehperitoneum. Ureter dapt ditemukan di depan arteri hipogastrikabagian dalam
nervus obturatoris arteri vasialia anterior dan arteri hemoroidalis media. Pada
bagian bawah insura iskhiadika mayor, ureter agak miring ke bagian medial untuk
mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.
Ureter
pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus
deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan
oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinaria pada sudut lateral dari
trigonum vesika. Sewaktu menembus vesika urinaria, dinding atas dan dinding
bawah ureter akan tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh akan membentuk
katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine dari vesika urinaria.
Ureter
pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika urinaria dan berjalan ke
bagian medial dan ke depan bagian lateralis serviks uteri bagian atas, vagina
untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter didampingi
oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter
dan menuju ke atas di antara lapisan ligamentum. Ureter mempunyai 2 cm dari
sisi serviks uteri. Ada tiga tempat yang penting dari ureter yang mudah terjadi
penyumbatan yaitu pada sambungan ureter pelvis diameter 2 mm, penyilangan vosa
iliaka diameter 4 mm dan pada saat masuk ke vesika urinaria yang berdiameter
1-5 cm.
1.
Pembuluh darah ureter
- Arteri renalis
- Arteri spermatika interna
- Arteri hipogastrika
- Arteri vesika inferior
2. Persarafan ureter
Persarafan
ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, pleksus
spermatikus, dan pleksu pelvis; seperti dari nervus; rantai eferens dan nervus
vagusrantai eferen dari nervus torakalis ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis ke-1,
dan nervus vagus mempunyai rantai aferen untuk ureter..
C.
Vesika urinaria
Vesika
urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet,
terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Bentuk kandung
kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis medius.
Bagian vesika urinaria terdiri dari:
1. Fundus yaitu, bagian yang menghadap
ke arah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium
rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen, vesika seminalis dan
prostat.
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks
dan fundus.
3. Verteks, bagian yang mancung ke arah
muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding
kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium), tunika muskularis
(lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
Pembuluh limfe vesika urinaria mengalirkan cairan limfe ke dalam nadi limfatik
iliaka interna dan eksterna.
1. Lapisan
otot vesika urinaria
Lapisan
otot vesika urinaria terdiri dari otot polos yang tersusun dan saling berkaitan
dan disebut m. detrusor vesikae. Peredaran darah vesika urinaria berasal dari
arteri vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka
interna. Venanya membentuk pleksus venosus vesikalis yang berhubungan dengan
pleksus prostatikus yang mengalirkan darah ke vena iliaka interna.
2.
Persarafan vesika urinaria
Persarafan
vesika urinaria berasal dari pleksus hipogastrika inferior. Serabut ganglion
simpatikus berasal dari ganglion lumbalis ke-1 dan ke-2 yang berjalan turun ke
vesika urinaria melalui pleksus hipogastrikus. Serabut preganglion parasimpatis
yang keluar dari nervus splenikus pelvis yang berasal dari nervus sakralis 2, 3
dan 4 berjalan melalui hipogastrikus inferior mencapai dinding vesika urinaria.
Sebagian
besar serabut aferen sensoris yan g keluar dari vesika urinaria menuju sistem
susunan saraf pusat melalui nervus splanikus pelvikus berjalan bersama saraf
simpatis melalui pleksus hipogastrikus masuk kedalam segmen lumbal ke-1 dan
ke-2 medula spinalis.
D.
Uretra
Uretra
merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar.
1. Uretra pria
Pad
laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalaui tengah-tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang fubis ke bagian penis
panjangnya ± 20 cm. uretra pada laki-laki terdiri dari:
a. Uretra prostatia
b. Uretra membranosa
c. Uretra kevernosa
Lapisan
uretra laki-lakin terdiri lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan
submukosa.
Uretra
mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria sampai orifisium
eksterna. Pada penis panjangnya 17,5-20 cm yang terdiri dari
bagian-bagian berikut:
Uretra
prostatika
merupakan saluran terlebar panjangnya 3 cm, berjalan hampir vertikulum melalui
glandula prostat , mulai dari basis sampai ke apaks dan lebih dekat ke
permukaan anterior.
Uretra
pars membranasea
ini merupakan saluran yang paling pendek dan paling dangkal, berjalan mengarah
ke bawah dan ke depan di antara apaks glandula prostata dan bulbus uretra. Pars
membranesea menembus diagfragma urogenitalis, panjangnya kira-kira 2,5 cm, di
belakang simfisis pubis diliputi oleh jaringan sfingter uretra membranasea. Di
depan saluran ini terdapat vena dorsalis penis yang mencapai pelvis di antara
ligamentum transversal pelvis dan ligamentum arquarta pubis.
Uretra
pars kavernosus
merupakan saluran terpanjang dari uretra dan terdapat di dalam korpus
kavernosus uretra, panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari pars membranasea
sampai ke orifisium dari diafragma urogenitalis. Pars kavernosus uretra
berjalan ke depan dan ke atas menuju bagian depan simfisis pubis. Pada keadaan
penis berkontraksi, pars kavernosus akan membelok ke bawah dan ke depan. Pars
kavernosus ini dangkal sesuai dengan korpus penis 6 mm dan berdilatasi ke
belakang. Bagian depan berdilatasi di dalam glans penis yang akan membentuk
fossa navikularis uretra.
Oriifisium
uretra eksterna
merupakan bagian erektor yang paling berkontraksi berupa sebuah celah vertikal
ditutupi oleh kedua sisi bibir kecil dan panjangnya 6 mm. glandula uretralis
yang akan bermuara ke dalam uretra dibagi dalam dua bagian, yaitu glandula dan
lakuna. Glandula terdapat di bawah tunika mukosa di dalam korpus kavernosus
uretra (glandula pars uretralis). Lakuna bagian dalam epitelium. Lakuna yang
lebih besar dipermukaan atas di sebut lakuna magma orifisium dan lakuna ini
menyebar ke depan sehingga dengan mudah menghalangi ujung kateter yang
dilalui sepanjang saluran.
2. Uretra wanita
Uretra
pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah
atas, panjangnya ± 3-4 cm. lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis
(sebelah luar), lapiosan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan
lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di
sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya
sebagai salura ekskresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. uretra ini
menembus fasia diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan
permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. Glandula uretra bermuara
ke uretra, yang terbesar diantaranya adalah glandula pars uretralis (skene)
yang bermuara kedalam orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran
ekskresi.
Diagfragma
urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan vagian
dan 2,5 cm di belakang glans klitoris. Uretra wanita jauh lebih pendek daripada
pria dan terdiri lapisan otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot rangka
pada muaranya penonjolan berupa kelenjar dan jaringan ikat fibrosa longggar yang
ditandai dengan banyak sinus venosus merip jaringan kavernosus.
3. Mikturisi
Mikturisis
adalah peristiwa pembentukan urine. Karena dibuat di dalam, urine mengalir
melalaui ureter ke kandung kencing. Keinginan membuang air kecil disebabkan
penambahan tekanan di dalam kandung kencing, dan tekanan ini di sebabkan isi
urone di dalamnya. Hal ini terjadi bila tertimbun 170 sampai 230 ml.
mikturisi adalah gerak reflek yang dapat dikendalikan dan ditahan oleh
pusat-pusat persarafan yang lebih tinggi pada manusia.
Gerakannya
ditimbulkan kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga
abdomen, dan berbagai organ yang menekan kandung kencing membantu
mengkosongkannya. Kandung kencing dikendalikan saraf pelvis dan serabut saraf
simpatis dari pleksus hipogastrik.
4.
Sifat
– sifat air kemih
- Jumlah eksresi dalam 24 jam ±
1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta faktor lainnya.
- Warna bening muda dan bila
dibiarkan akan menjadi keruh.
- Warna kuning terantung dari
kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.
- Bau khas air kemih bila
dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
- Berat jenis 1.015 – 1.020.
- Reaksi asam bila terlalu lama
akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur menyebabkan reaksi
alkalis dan protein memberi reaksi asam).
5.
Ciri-ciri urine yang normal
Jumlahnya rata-rata 1-2 liter
sehari, tetapi beda-beda sesaui jumlah cairan yang dimasukan. Banyaknya
bertambah pula bila terlampau banyak protain dimakan, sehingga tersedia cukup
cairan yang diperlukan untuk melarutkan ureanya.
- Warnanya bening oranye pucat tanpa
endapan, tetapi adakalanya jenjot lendir tipis tanpak terapung di
dalamnya.
- Baunya tajam.
- Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus
dengan pH rata-rata 6.
- Berat jenis berkisat dari 1010 sampai
1025.
6.
Komposisi urine normal
Urine terutama terdiri atas air,
urea, dan natrium klorida. Pada seseorang yang menggunakan diet yang rata-rata
berisi 80 sampai 100 gram protein dalam 24 jam, jumlah persen air dan benda
padat dalam urine adalah seperti berikut:
·
Air
96%
·
Benda padat 4% (terdiri atas urei 2%
dan produk metabolik lain 2%)
Ureum adalah hasil akhir metabolisme
protein. Berasal dari asam amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati
dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum
darah yang normal adalah 30 mg setiap 100 ccm darah, tetapi hal ini tergantung
dari jumlah normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan
ureum.
Asam urat. Kadar normal asam urat di dalam
darah adalah 2 sampai 3 mg setiap 100 cm, sedangkan 1,5 sampai 2 mg setiap hari
diekskresikan ke dalam urine.
Kretin adalah hasil buangan kreatin dalam
otot. Produk metabolisme lain mencangkup benda-benda purin, oksalat, fosfat,
sulfat, dan urat.
Elektrolit atau garam, seperti natrium kalsium dan kalium
klorida, diekskresikan untuk mengimbangijumlah yang masuk melalui mulut.
7.
Mekanisme
Pembentukan Urine
Dari sekitar 1200ml darah yang
melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 – 125ml filtrat (cairan yang
telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk 150 – 180L
filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar
sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.
Tahap – tahap Pembentukan Urine
a. Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar
dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang
tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring
ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida,
sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginjal.
b. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat
dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan
obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal
bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila
diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya
terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya
dialirkan pada pupila renalis.
c. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan
urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke
ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih)
yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah
penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
Gangguan/Masalah Kebutuhan Eliminasi Urine
a.
retensi urine
retensi urine merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih akibat
ketidakmampuan kandung kemihuntuk mengosongkan kandong kemih.
Tanda klinis retensi:
o ketidaknyamanan
daerah pubis
o distensi vesika
urinaria
o ketidak sanggupan
untuk berkemih
o sering berkemih,
saat vesika urinaria berisi sedikit urine. ( 25-50 ml)
o ketidakseimbangan
jumlah urine yang dikeluarkan dengan asupannya
o meningkatkan
keresahan dan keinginan berkemih
o adanya urine
sebanyak 3000-4000 ml dalam kandung kemih.
Penyebab:
o operasi pada
daerah abdomen bawah, pelvis vesika urinaria
o trauma sum sum
tulang belakng
o tekanan uretra
yang tinggi karena otot detrusor yang lemah
o sphincter yang
kuat
o sumbatan (striktur
uretra dan pembesaran kelenjar prostat)
b.
Inkontinesia Urine
merupakan ketidakmampuan otot spinkter eksternal sementara atau menetap
untuk mengontrol eksresi urin. Penyebab nya: proses penuaan (aging prodess),
pembesaran kelnjar prostat, serta penurunan kesadaran serta penggunaan obat
narkotik.
c.
Enuresis
merupakan ketidaksanggupan menahan kemih (ngompol) yang di akibatkan tidak
mampu mengontrol sphincter eksterna. Biasanya enuresis terjadi pada anak atau
orang jompo.
Faktor penyebab:
o Kapasitas vesika
urinaria lebih besar dari normal
o Vesika urinaria
peka ransang, dan seterusnya tidak dapat menampung urine dalam jumlah besar
o Suasana emosional
yang tidak menyenangkan di rumah
o Infeksi saluran
kemih, perubahan fisik, atau neorologis sistem perkemihan
o Makanan yang
banyak mengandung garam dan mineral
o Anak yang takut
jalan gelap untuk ke kamar mandi.
d.
Perubahan Pola Eliminasi Urine
Merupakan keadaan seseorang yang mengalami gangguan pada eliminasi urine
karena obstruksi anatomis, kerusakan motorik sensorik, dan infeksi saluran
kemih. Perubahan pola eliminasi urin terdiri atas:
a.
frekuensi
b.
urgensi
c.
disuria
d.
poliuria
e.
urinaria supresi.
Kebutuhan Eliminasi Alvi (Buang Air Besar)
Ø Sistem Yang Berperan Dalam Eliminasi Alvi
sistem tubuh yang berperan dalam proses eliminasi alvi (buang air besar)
adalah sistem gastrointertinal yang meliputi usus halus dan usus besar. Usus
halus terdiri atas duodenum, jejunum, dan ileum dengan panjang ± 6 m.
Proses Buang
Air Besar (Defekasi)
Defekasi adalah proses
pengosongan usus yang sering disebut buang air besar.
Ø Gangguan/ Masalah Eliminasi Alvi
a.
konstipasi
merupan keadaan individu yang mengalami atau berisisko tinggi mengalami
stasis usus besar sehingga menimbulkan eliminasi yang jarang atau keras, serta
tinja yang keluar jadi terlalu kering dan keras.
Tanda klinis:
o adanya feses yang
keras
o defekasi kurang
dari 3 kali seminggu
o menurunnya bising
usus
o adanya keluhan
pada rektum
o nyeri pada saat
mengejan dan defekasi
o adanya perasaan
masih ada sisa feses
kemungkinan penyebab:
o defek persarafan,
kelemahan pelvis, immobilitas karena cidera serebrospinalis, dll
o pola defekasi yang
tidak teratur
o nyeri saat
defekasi karena hemorroid
o menurunnya
peristaltik karena stres psikologis
o penggunaan obat
seperti antasida
o proses menua/ usia
lanjut
b.
diare
merupakan keadaan individu yang mengalami atau berisiko sering mengalami
pengeluaran feses dalam bentuk cair.
Tanda klinis:
o adanya pengeluaran
feses cair
o frekuensi lebih
dari 3 kali sehari
o nyeri atau kram
abdomen
o bising usus
meningkat
kemungkinan penyebab:
o malabsorpsi atau
inflamsi, proses infeksi
o peningkatan
peristaltik karean peningkatan metabolisme
o efek tindakan
pembedahan usus
o efek penggunaan
obat seperti antasida,antibiotik, dll
o stres psikologis
c.
inkontinensia usus
merupakan keadaan individu yang mengalami perubahan kebiasaan dari proses
defekasi normal, hingga mengalami proses pengeluaran feses tak di sadari.
Tanda klinis:
o pengeluaran feses
yang tidak di kehendaki
kemungkinan penyebab:
o gangguan sphincter
rektal akibat cedera anus, pembedahan dll
o distensi rektum
berlebih
o kurangnya kontrol
sphincter akibat cedera medula spinalis, CVA dll
o kerusakan kognitif
d.
kembung
merupakan keadaan penuh udara dalam perut karena pengumpulan gas secara
berlebihan dalam lambung atau usus.
e.
Hemorroid
Merupakan keadaan terjadinya pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat
peningkatan tekanan di daerah anus yang dapat di sebabklan karena konstipasi,
peregangan saat defekasi dll
f.
fecal impaction
merupakan massa feses keras dilipatan rektum yang di akibatkan oleh retensi
dan akumulasi materi feses yang berkepanjangan. Penyebab nya yaitu asupan kurang,
aktivitas kurang, diet rendah serat, dan kelemah tonus otot.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar