Sabtu, 05 Desember 2015

PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

1)        Mulut
     Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang di antara gusi, bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami proses mekanis melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat hancur sampai merata, dibantu oleh enzim amylase yang akan memecah amilium yang terkandung dalam makanan menjadi maltose.
     Proses mengunyah ini merupakan kegiatan terkoordinasi antara lidah, gigi, dan otot-otot mengunyah. Di dalam mulut, juga terdapat kelenjar saliva yang menghasilkan saliva untuk proses pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang, khususnya amylase, melicinkan bolus sehingga mudah ditelan, menetralkan, serta mengecerkan bolus.
     Kelenjar tersebut terdiri atas: kelenjar parotis, merupakan kelenjar penghasil saliva terbesar yang terletak di sebelah kiri dan kanan bagian depan agak ke bawah; kelenjar submandibularis, merupakan penghasil saliva nomer dua setelah kelenjar parotis, terletak dibawah sisi tulang rahang; dan kelenjar sublingualis, penghasil saliva terkecil, letaknya di bawah lidah.
     Dalam proses sekresi, saliva dipengaruhi oleh beberapa factor, di antaranya factor mekanis (seperti adanya benda bolus dalam mulut), factor psikis (seperti bila mencium atau mengingat makanan yang enak), dan factor kimiawi (seperti bila makanan terasa asam atau asin).
2)      Faring
                 Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung, mulut, dan laring. Faring terbentuk kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas hingga vertebra servikal keenam. Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.Faring langsung berhubungan dengan esophagus, sebuah tabung yang memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25 cm kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang berhubungan langsung dengan abdomen serta menyambung dengan lambung.Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan laring.Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring

3)     Esophagus
            merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju lambung. Esophagus berbentuk seperti silinder yang berongga dengan panjang kurang lebih 2 cm dengan kedua ujungnya dilindungi oleh sfingter. Dalam keadaan normal, sfingter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini bertujuan untuk mencegah gerakan balik sisi ke porgan bagian atas, yaitu esophagus. Proses penghantaran makanan dilakukan dengan cara peristaltic, yaitu lingkaran serabut otot di depan makanan mengendor dan yang di belakang makanan berkontraksi.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
·         bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
·         bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
·         serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

4)      Lambung
Terdiri dari 3 bagian yaitu:
·         Kardia.
·         Fundus.
·         Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
·         Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
·         Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
·         Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

     Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang etrdiri atas bagian atas (disebut fundus), bagian utama dan bagian bawah berbentuk horizontal (antrum pilorik). Lambung berhubungan dengan esophagus melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Lambung terletak di bawah diafragma dan di depan pancreas, sedangkan limpa menempel pada sebelah kiri fundus.
     Lambung memiliki fungsi, yaitu fungsi motoris serta fungsi sekresi dan pencernaan. Fungsi motoris lambung adalah sebagai reservoir untuk menampung makanan sampai dengan sedikit demi sedikit dan sebagai pencampur adalah memecah makanan menjadi partikel-partikel kecil yang dapat bercampur dengan asam lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan adalah mensekresi pepsin dan HCI yang akan memecah protein menjadi pepton, amylase memecah amilium menjadi maltose. Lipase memecah lemak menjadi asam lemak, dan gliserol membentuk B12 yaitu di ileum, dan mensekresi mucus yang bersifat protektif. Makanan berada pada lambung selama 2-6 jam, kemudian bercampur dengan getah lambung (cairan asam bening tak berwarna) yang mengandung 0.4 % HCl untuk mengasamkan semua makanan serta bekerja sebagai antiseptic dan desinfektan. Dalam getah lambung terdapat beberapa enzim diantaranya pepsin, dihasilkan oleh pepsinogen serta berfungsi mengubah makanan menjadi bahan yang lebih mudah larut. Berfungsi membekukan susu atau membentuk kasein kasinogen yang dapat larut.

5)      Usus halus
     Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5 m dalam keadaan hidup. Kemudian akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6m pada orang yang telah meninggal, akibatnya adanya relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar yang memanjang dari lambung hingga katup ileo kolika.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )
Usus halus terdiri atas 3 bagian, duodenum dengan panjang kurang lebih 25 cm, jejunum dengan panjang kurang lebih 2m dan illeum dengan panjang kurang lebih 1m atau 3/5 akhir dari usus. Lapisan dinding dalam usus halus mengandung berjuta-juta vili kira-kira sebanyak 4,5 juta, yang membentuk mukosa menyerupai beludru. Pada permukaan setiap villi terdapat tonjolan yang menyerupai jari-jari, yang disebut mikrovili. Villi bersama-sama dengan mikrovilli dan valvula kaniventes menambah luasnya permukaan sekresi dan absorpsi serta menghalangi agar isinya tidak terlalu cepat berjalan sehingga absorpsi lebih banyak terjadi.
1. Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
2. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
3. Usus Penyerapan (illeum)
 Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
     Pada dinding usus halus, khususnya mukosa, terdapat beberapa nodula jaringan limpe yang disebut kelenjar soliter, berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi. Di dalam ileum, nodula ini membentuk tumpukan kelenjar yang terdiri atas 20-30 kelenjar soliter.
     Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan mengabsorpsi di dalam usus halus, yaitu pada duodenum, dan di sini terjadi absorpsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin B, vitamin A,D,E, dan K dengan bantuan empedu dan asam folat.

6)      Usus besar
     Usus besar atau juga disebut sebagai kolon, merupakan sambungan dari usus halus yang dimulai dari katup ileokolik atau ileosaekal yang merupakan tempat lewatnya makanan. Usus besar memiliki panjang kurang lebih 1,5 m. kolon terbagi atas asenden, transversum, desende, sigmoid, dan berakhir di rectum yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar. Dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal. Tempat kolon asenden membentuk belokan tajam di abdomen atas bagian kanan disebut fleksura hepatis, sedang tempat kolon transversum membentuk belokan tajam di abdomen atau bagian kiri disebut fleksura lienalis.
     Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air (kurang lebih 90%), elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasitas absorpsi air kurang lebih 5000cc/hari. Flora yang terdapat dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan sisa-sisa makanan.
7)        Anus 
     Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

Proses Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Sel
·      Ingesti
1.           Memasukkan makanan kedalam rongga mulut
2.         Memotong makanan menjadi potongan-potongan yang halus ( proses pengunyahan )
3.         Membasahi makanan dengan sekresi kelenjar salivarius/ kelenjar ludah
4.         Menelan makanan (deglutition)
·      Digesti
Makanan yang telah ditelan didorong oleh gerakan propulsive (pendorongan) melewati oropharynx dan esophagus menuju lambung untuk diproses lebih lanjut oleh enzim pencernaan dan asam lambung, meliputi :
1.      Tepung dipecah menjadi monosakarida oleh enzim amylase
2.      Protei dipecah menjadi dipeptida dan asam amino oleh enzim pepsin dan trypsin
3.      Lemak dipecah menjadi monogliserida dan asam lemak bebas oleh enzim lipase dan esterase
·      Absorbsi
Penyerapan monosakarida seperti glukosa, asam amino dan monogliseri asam-asam lemak, air, bikarbonat, dan kalsium dari lumen gastrointestinal ke aliran darah atau limfe
·      Defekasi
     Pengeluaran sisa makanan yang tidak dicerna oleh tubuh melalui anus dalam bentuk feces.

Hormone Hormone Kebutuhan Nutrisi Makro dan Mikro Nutrient
A.   Makronutrien

1.      Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relative murah. Melalui proses fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbondioksida (CO2) berasal dari udara dan air (H2O)dari tanah. Karbohidrrat yan g dihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa.Disamping itu dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di udara.
ü Fungsi karbohidrat
a.    Sumber energi.
b.    Pemberi rasa manis pada makanan.
c.     Penghemat protein.
d.    Pengatur metabolisme lemak.
e.     Membantu pengeluaran feses.

2.     Lemak

ü Klasifikasi:
·      Lipid Sederhana
1.   Lemak Netral (Ester Asam Lemak Dengan Gliserol), sumber:
o  Monogliserida.
o  Digliserida.
o  Trigliserida
2.   Ester Asam Lemak Dengan Alkohol Berberat Molekul Tinggi
o  Malam.
o  Ester Sterol.
o  Ester Nonsterol.
o  Ester Vitamin A Dan D
·      Lipid Majemuk (Compound Lipids)
1.   Fosfolipid.
2.   Lipoprotein.
·      Lipid Turunan (Derived Lipids)
1.   Asam Lemak
o  Jenuh.
o  Tak jenuh.
2.   Sterol
o  Kolesterol dan ergosterol.
o  Hormone steroid.
o  Vitamin d.
o  Garam empedu.
3.   Lain-lain
o  Karotenoid dan vitamin A.
o  Vitamin E.
o  Vitamin K.

3.   Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, setengahnya ada di dalam otot, seperlima ada di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jarigan lain dan cairan tubuh.
ü Fungsi protein
a.    Pertumbuhan dan pemeliharaan.
b.    Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh.
c.     Mengatur keseimbangan air.
d.    Memelihara netralitas tubuh.
e.    Pembentukan antibodi.
f.      Mengangkut zat-zat gizi.
g.    Sumber energi.

B.    Mikronutrien
1.   Vitamin
Vitamin adalah zat – zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat sedikit dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari luar yaitu makanan. Vitamin dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : vitamin larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K) dan vitamin larut dalam air.
                       
Perbedaan antara vitamin yang larut dalam lemak dan dalam air
Vitamin larut lemak
Vitamin larut air
Larut dalam lemak dan pelarut lemak
Larut dalam air
Kelebihan konsumsi dari yang dibutuhkan disimpan dalam tubuh.
Simpanan sebagai kelebihan kebutuhan sangat sedikit.
Dikeluarkan dalam jumlah kecil melalui empedu
Dikeluarkan melalui urin.
Gejala defisiensi berkembang lambat.
Gejala defisiensi sering terjadi dengan cepat.
Tidak selalu perlu ada dalam makanan sehari – hari.
Harus selalu ada dalam makanan sehari – hari.
Mempunyai precursor atau provitamin.
Umumnya tidak mempunyai precursor.
Hanya mengandung unsur C,H, dan O.
Selain C, H, dan O juga mengandung N, kadang – kadang S dan Co.
Diabsorpsi melalui system limfa.
Diabsorpsi melalui vena porta.
Hanya dibutuhkan oleh organisme kompleks.
Dibutuhkan oleh organisme sederhana dan kompleks.
Beberapa jenis bersifat toksik pada jumlah relative rendah (6 – 10 x KGA)
Bersifat toksik hanya pada dosis tinggi atau megadosis (> 10 x KGA)
2.                        Mineral
Tubuh tidak mampu mensintesa mineral sehingga unsure-unsur ini harus disediakan lewat makanan (essensial).Diperlukan dalam jumlah sedikit sekali (trace element).
Metabolisme Karbohidrat, Lemak, dan Protein
·      Metabolisme Lemak
Metabolisme Lemak  adalah mengubah lemak menjadi gliserol dan asam lemak.Gliserol mengikuti jalan metabolisme glukosa.Sedangkan Oksidasi asam lemak yaitu rangkaian atom C dipecah menjadi fragmen 2-C melalui Beta-Oksidasi. Proses ini menyangkut pertautan koenzim A pada gugusan Karboksil (COOH) akhir dari molekul asam lemak. Hasilnya yaitu pembentukan beberapa komponen 2-C yang disebut Asetil Ko-A. jumlahnya tergantung pada jumlah atom C pada asam lemak. Keton Bodies atau badan-badan keton yaitu hasil akhir oksidasi asam lemak, terdiri dari: Asam aseto asetat, β-hidroksi butirat, dan Aseton.
·         Metabolisme Karbohidrat
-       Dibawah pengaruh insulin dirubah menjadi glikogen dan disimpan dalam hepar
-       Masuk kedalam sirkulasi secara langsung dan dimetabolisir oleh jaringan tubuh secara langsung
-       Dirubah menjadi cadangan lemak
-       Disimpan dalam otot dalam bentuk glikogen dengan bantuan insulin

·         Metabolisme Protein
Metabolisme protein merupakan metabolisme dari asam amino itu sendiri.Kira-kira 75% asam amino digunakan untuk sintesis protein.Asam-asam amino dapat diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi protein di dalam tubuh kita. Degradasi ini merupakan proses kontinu.
Asam amino selanjutnya digunakan untuk sintesis protein, diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (protein nabati), dan makanan dari hewan (protein hewani).

Metabolisme Purin, Pirimidin, dan Porfirin

1.    Metabolisme Purin
·      Adenosin Inosin Hiposantin Santin Asam Urat.
·      Guanosin Guanin Santin Asam Urat.
·      Santin oksidase adalah enzim yang merubah santin asam urat, enzim tsb banyak terdapat di: hati, ginjal, usus halus.
·      Penyakit Gout (pirai) ditandai oleh tingginya asam urat dalam tubuh, sehingga terjadi penimbunan dibawah kulit berbentuk tophi

2.   Metabolisme Pirimidin
·      Sitosin Urasil Dihidrourasil Asam β ureidopropionat CO2 + NH3.
·      Timin Dihidrotimin Asam β ureidoisobutirat CO2 + NH3.
·      Katabolisme pirimidin terutama berlangsung di hati
3.   Metabolisme Porfirin
·      Protein hemoglobin merupakan protein yang terdiri dari rantai polipeptida yang dinamakan APOPROTEIN dan gugus lain, yaitu gugus PROSTETIK.
·      Perkataan hemoglobin adalah singkatn kata yang mempunyai arti globulin darah. Protein tersebut mengandung porfirin yang terikat pada besi di samping polimer asam amino. Oleh karenanya porfirin besi disebut HAEMA sedangkankan apoproteinnya disebut GLOBIN.
·      Sintesis dan katabolisma hemoprotein dan berbagai protein lain yang mengandung Fe terjadi secara terus menerus dalam tubuh seiring dengan sintesis dan katabolisme porfirin serta pemakaian kembali atom Fe.

PEMBENTUKAN UREA
Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea juga dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsep vitalisme.Urea merupakan produk metabolik mengandung nitrogen dari katabolisme protein pada manusia.
Hampir seluruh ureum dibentuk di dalam hati, dari metabolisme protein (asam amino).Urea berdifusi bebas masuk ke dalam cairan intra sel dan ekstrasel.Zat ini dipekatkan dalam urinuntuk diekskresikan.
Lebih dari 90% urea diekskresikan melalui ginjal, dansebagian melalui saluran gastrointestinal dan kulit.Pada ginjal normal, 40% sampai 70% urea yang sangat difusif bergerak secara pasif keluar dari tubula ginjal dan ke dalam interstitium, yang pada akhirnya memasuki plasmakembali.

KEADAAN KENYANG DAN PUASA

1.    Kenyang
Selama makan, kita memasukkan karbohidrat, lemak, dan protein, yang kemudian dicerna dan di serap.Sebagian bahan makanan digunakan dalam jalur-jalur yang menghasilkan ATP, untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh dibawa ke depot bahan bakar, tempat bahan tersebut disimpan.
Selama periode dari permulaan absorbsi sampai selesai, kita berada dalam keadaan kenyang atau keadaan absorptive.
                                                              
2.   Puasa

Kadar glukosa darah memuncak pada waktu sekitar 1 jam setelah makan, dua jam setelah makan, kadar kembali ke rentang puasa (antara 80-100mg/dL) seiring dengan oksidasi atau pengubahan glukosa menjadi bentuk simpanan bahan bakar oleh jaringan penurunan glukosa menyebabkan penurunan sekresi insulin.
Namun, apabila kita berpuasa terus selama 12 jam,, kita masuk ke status basal yang di kenal sebagai keaadaan pasca obsobtif.
Manfaat puasa bagi kesehatan tubuh :
1)          Memberi kesempatan beristirahat bagi sistim pencernaan dari seluruh kegiatan mencerna makanan dan minumam.
2)         Memberi kesempatan bagi sel dan jaringan tumbuh untuk memperbarui diri setelah di gunakan terus menerus selama sebelas bulan.
3)         Menghindarkan penderita diabetes, tekanan darah tinggi, kencing batu dari kelebihan makanan tertentu yang menyebabkan atau memperparah penyakit tersebut.
4)        Melatih kemampuan untuk lebih dapat mengendalikan emosi, menjadi lebih sabar dan memiliki kesehatan mental yang prima dalam menghadapi berbagai tekanan dalam kehidupan.

TANDA DAN GEJALA GANGGUAN NUTRISI
1.        Penampilan umum >>Tanda dari nutrisi yang baik yang dapat dilihat dari penampilan umumnya adalah responsive. Gejala yang dapat dilihat jjika nutrisi yang kurang baik adalah lesu.
2.       Postur >>Tanda nutrisi yang baik dapat lihat dari postur yang tegak, lengan dan tungkai lurus.Gejala yang timbul jika nutrisi kurang baik adalah bahu kendur, dada cekung dan punggung bungkuk.
3.       Otot >>Tanda yang dapat dilihat jika nutrisi terpenuhi dengan baik adalah otot berkembang dengan baik, kuat, da terdapat lemak dibawah kulit.Sedangkan gejala yang dapat dilihat jika kecukupan nutrisi buruk adalah penampilan lemah, sering merasa nyeri dan edema.
4.      Kontrol sistem saraf >>Seseorang yang memiliki nutrisi yang baik dapat dilihat kurang iritabilitas atau kelelahan dan memiliki kestabilan psikologis.Gejala yang timbul jika nutrisi kecukupan nutrisi krang baik adalah iritabilitas, bingung, tangan dan kaki terasa terbakar dan kesemutan.
5.       Fungsi kardiovaskuler >>Tanda : laju denyut dan irama jntung normal, tekanan darah normal.Gejala : laju denyut janung cepat (di atas 100 kali/menit),irama tidak normal dan tekanan darah meningkat.
6.      Vitalitas umum >>Tanda : bertenaga, penampilan kuatGejala : mudah lelah, kurang energy, mudah tertidur dan mudah capek
7.       Rambut >>Tanda kecukupan nutrisi baik: rambut berkilau, kuat, kulit kepala sehat.Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : rambut kusam, kusut, kering, tipis dan kasar, mudah rontok.
8.       Kulit >>Tanda kecukupan nutrisi yang baik : kulit halus dan sedikit lembab dengan warna baik.Gejala yang dapat dilihat jika nutrisi tidak baik : kasar, kering, bersisik, pucat.
9.      Wajah dan leher >>Tanda kecukupan nutrisi yang baik : warna merata, halus, penampilan sehat.Gejala yang dapat dilihat jika nutrisi buruk : wajah berminyak, bersisik, kulit gelap di pipi dan dibawah mata, wajah kasar disekitar hidung dan mulut.
10.   Bibir >>Tanda kecukupan nutrisi yang baik : halus, penampilan lembab (tidak pecah-pecah atau bengkak).Gejala jika nutrisi buruk : kering, lesi angular pada sudut mulut.
11.     Gusi >>Tanda jika kecukupan nutrisi baik : warna merah muda, tidak bengkak atau berdarah.Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : gusi bengkak dan mudah berdarah.
12.    Lidah >>Tanda jika kecukupan nutrisi baik : warna merah muda, halus. Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : penampilan bengkak, kasar, warna daging.
13.    Gigi >>Tanda jika kecukupan nutrisi baik : gigi tidak berlubang dan nyeri.Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : penampilan salah posisi.
14.   Mata >>Tanda jika kecukupan nutrisi baik : mata terang, jernih, penampilan bersinarGejala jika kecukupan nutrisi buruk : kekeringan membrane mata, kemerahan, kering.
15.    Kuku >>Tanda jika kecukupan nutrisi baik : penampilan keras, merah mudaGejala jika kecukupan nutrisi buruk : kuku mudah patah.
16.   Kaki atau tungkai >>Tanda jika kecukupan nutrisi baik : tidak nyeri, lemah, dan bengkak.Gejala jika kecukupan nutrisi tidak baik : edema betis, kesemutan dan lemah.

Proses Keperawatan
A.      Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama proses keperawatan, pengkajian data terhadap pasien harus sistematis dan akurat. Dengan pengkajian dapat menentukan aktifitas untuk memecahkan masalah klien dan digunakan sebagai sumber data dasar yaitu data fisiologis, psikologis, sosiobudaya, perkembangan, dan spiritual.
Untuk mengkaji status nutrisi pasien dipaparkan pendekatan ABCD, yaitu:
a.       Anthropolometric measurement
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan mengkaji status nutrisi serta ketersediaan energi tubuh.
Pengukuran anthopometrik terdiri atas:
1.    Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita dilakukan dalamposisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi pada posisi terbaring. Satuan tinggi badan adalah cm atau inchi.
2.    Berat badan
Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah timbangan manual, meskipun ada alat ukur yang mengunakan sistem digital elektrik. berat badan yang ideal: (TB-100)± 10&. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengukur berat badan:
a)    Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap kali menimbang
b.    Menimbang tanpa alas kaki
c.     Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang
d.    Waktu (jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan
     (menurut Wanit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns Nurul Chayati, S.Kep, 2007. “Buku ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik”)

3.      Tebal lipatan kulit
Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh, mengkaji kemungkinan malnutrisi, berat badan normal, atau obesitas. Area yang sering digunakan untuk pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep (trisep skinfold [TSF] skapula, dan suprailiaka.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran antara lain:
1.    Anjuran klien unutk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran
2.     Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien
3.    Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak dominan
4.    Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara akronim dan olekranon
5.    Klien dianjurkan untuk rileks saat pengukuran
6.     Alat ukur yang digunakan adalah kapiler
7.     Nilai normal
wanita           : 16,5-18 cm
 Pria               : 12,5-16,5cm
4.      Lingkar Tubuh
 Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini kepala, dada, dan otot     bagian lengan atas.
b.        Biochemical data
Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium. Klien diperiksa darah dan urinnya yang meliputi pemeriksaan hemoglobin, hemaktokrit, albumin. Albumin berfungsi untuk memelihara kesembangan cairan dan elektrolit serta untuk transportasi nutrisi dan hormone.
1.    Hemoglobin normal
Pria            : 13-16 g/dl
Wanita       : 12-14 g/dl
2.    Hematokrit normal
Pria            : 40-48 vol %
Wanita       : 37-43 vol%
3.     Albumin normal
Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl
c.          Clinical sign of nutrional status
Klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda abnormal tersebut bukan saja pada organ-organ fisiknya tetapi juga fisiologisnya. Tanda-tanda klinik untuk mengetahui status individu:
Organ / sistem tubuh
Tanda normal
Tanda abnormal
Rambut
Licin, berkilau, baik kering atau berminyak
Kusam, rontok, tumbuh tidak sempurna
Kulit
Halus, sedikit basah, tugor baik
Kering, pecah-pecah, bersisik
Mata
Bersih an bersinar, konjuntiva tidak pucat
Tidak bercahaya, konjungtiva pucat
Cardiovaskuler
HR, tensi, nadi, irama jantung teratur
HR, tensi tidak normal, irama jantung tidak teratur
Otot-otot
Kuat dan berkembang biak
Lembek dan berkembang tidak baik
Gastrointestinal
Nafsu makan baik, BAB/BAK teratur dan normal
Nafsu makan kurang, diare, sulit menelan, konstipasi
Aktifitas
Bersemangat, giat dan tidur normal
Energi kurang, lemah, susah tidur
Neurologi
Refleks normal, emosi dan perhatian baik
Refleks kurang, iritable, perhatian kurang, dan emosi labil

Clinikal singn gangguan nutrisi di golongkan sebagai berikut:
1.      Protein calorie malnutrision (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kekurangan kualitas dan kuantitas konsumsi nutrisi, dengan kateggori sebagai berikut:
a.         PCM/PEM ringan
BB kurang dari  80% dari BB normal sesuai umur
b.      PCM/PEM sedang
60% dari BB normal sesuai umur Sd 80% dari BB normal
c.       PCM/PEM berat
BB kurang dari 60% dari BB normal sesuai umur
2.      Kwashior
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi ketika sudah tidak mendapatkan ASI. Defisiensi protein dapat berakibat: retardasik metal, kemunduran, apatis, edema, otot-otot tidak tumbuh dll. Tanda klinis kwashiokor:
a.       Odem
b.      Gangguan pertumbuhan
c.       Perubahan kejiwaan
d.      Otot tumbuh terlihat lemah
3.      Maramus
Sindrom akibat defisiensi calorie d protein. Defisiensi kalori dan protein berakibat: kelaparan, hilangnya jaringan-jaringan tubuh, BB < dari normal, diare
PCM juga berakibat kurang baiknya penanganan klien selama menjalani proses perawatan di berbagai fasilitas kesehatan
4.      Obesitas
Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih dari normal (20-30%>normal)
5.      Over weight
Suatu keadaan berat badan 10% melebihi berat badan ideal
d.             Dietery history
Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi cara ini hanya merangsang pengeluaran cairan, bukan perubahan kebiasaan makanan (Moore Courney, Mary, 1997). Pola makan dan kebiasaan makan dipengaruhi oleh budaya, latar belakang, status sosial ekonomi, aspek psikologi. Faktor yang perlu dikaji dalam riwayat konsumsi nutrisi/diet klien:
Pola diet/makan
Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll
Pengetahuan tentang nutrisi
Penentuan tingkat pengetahuan klien mengenai kebutuhan nutrisi
Kebiasaan Makanan
MI melihat bersama-sama, makan sambil mendengarkan musik, makan sambil melihat televisi
Makanan kesukaan
Suka makan lalap, suka sambel, suka coklat, suka roti
Pemasukan cairan
Jumlah cairan tiap hari yang diminum, jenis minuman, jarang minum
Problem diet
Sukar menelan, kesulitan mengunyah
Tingkat aktivitas
Jenis pekerjaan, waktu bekerja siang/malam, perlu makanan tambahan atau tidak
Riwayat kesehatan/ pengkomsumsian obat
Adanya riwayat penyakit diabetus melitus, adanya alergi
B.        Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi adalah:
1.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: keadaan dimana intake nutrisi kurang dari keadaan metabolism tubuh
·         Kemungkinan ditemukan data:
a.       Meningkatkan kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara berkelanjutan akibat penyakit infeksi, luka bakar, ataupun kanker
b.      Disfagia akibat kelumpuhan serebral
c.       Penurunan absorpsi nutrisi akibat toleransi laktosa
d.      Penurunan nafsu makan
e.       Sekresi berlebihan, baik melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun pengeluaran lainnya
f.       Ketidakcukupan absorpsi akibat efek samping obat atau lainnya
g.      Kesulitan mengunyah

·         Masalah klinik yang berhubungan dengan:
a.       Anoreksia nervosa
b.      AIDS
c.       Pembedahan
d.      Kehamilan
e.       Kanker
f.       Anemia
g.      Marasmus

2.    Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan nutrisi
Definisi: klien dengan risiko atau actual mengkonsumsi makanan melebihi dari kebutuhan metabolism tubuh
·     Kemungkinan data yang ditemukan:
a.       Perubahan pola kenyang akibat efek obat atau radiasi
b.      Penurunan fungsi pengecap atau penciuman
c.       Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi
d.      Penurunan kebutuhan metabolisme
e.       Kelebihan asupan
f.       Perubahan gaya hidup

·      Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
a.       Obesitas
b.      Hipotiroidesme
c.       Klien dengan pemakaian kortikosteroid
d.      Imobilisasi

2.2.3 Perencanaan
Tujuan                     :
1.      Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang
2.      Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
3.      Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parental
Rencana tindakan   :
1.      Monitor perubahan factor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisi
2.      Kurangi factor yang mempengaruhi perubahan nutrisi
3.      Ajarkan untuk merencanakan makanan
4.      Kaji tanda vital dan bising usus
5.      Monitor glukosa, elektrolit, albumin, dan hemoglobin
6.      Berikan pendidikan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau tindakan lainnya.

Tindakan pada gangguan kekurangan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara:
·         Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan penurunan nafsu makan
·         Memberikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit tetapi sering memperhatikan jumlah kalori dan tanpa kontraindikasi
·         Menata ruangan senyaman mungkin
·         Menurunkan stress psikologis
·         Menjaga kebersihan mulut
·         Menyajikan makanan mudah dicerna
·         Hindari makanan yang mengandung gas

Tindakan pada gangguan obstruksi mekanis secara umum dapat dilakukan dengan cara:
·         Lakukan kebersihan mulut segera dengan kumur-kumur menggunakan minuman bikarbonat rendah kalori atau 1/2 atau 1/4  larutan hiderogen peroksida dan air sebagai pembersih mulut
·         Ajarkan teknik mempertahankan nafsu makan dengan mengubah variasi dan kepadatan seperti jus atau sop kental
·         Gunakan suplemen tinggi kalori atau protein

Tindakan pada gangguan kesulitan makan secara umum dapat dilakukan dengan cara :
·         Atur posisi seperti duduk tegak 60-90 derajat pada kursi atau ditepi tempat tidur
·         Pertahankan posisi selama 10-15 menit
·         Fleksikan kepala ke depan pada garis tengah tubuh 45 derajat untuk mempertahankan kepatenan esophagus
·         Mulai dari jumlah yang kecil
·         Anjurkan untuk membersihkan mulut, hindari makanan yang pedas atau asam, makanan berserat (sayuran mentah), dan rendam makanan kering agar lunak

Tindakan pada gangguan kelebihan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara:
·         Hindari makanan yang mengandunf lemak
·         Berikan motivasi untuk menurunkaanberat badan
·         Lakukan program olah raga
2.2.4 Implementasi
1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
   Pemberian nutrisi melaui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu memberikan  makan.nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada klien.
Alat dan Bahan:
1.      Piring
2.      Sendok
3.      Garpu
4.      Gelas
5.      Serbet
6.      Mangkok cuci tangan
7.      Pengalas
8.      Jenis diet

Prosedur kerja:
1.      Cuci tangan
2.      Jelasksn prosedur yang akan dilakukan
3.      Atur posisi klien
4.      Pasang pengalas
5.      Anjurkan klien untuk berdoa sebelum makan
6.      Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan
7.      Setelah selesai, bersihkan mulut klien dan anjurkan untuk duduk sebentar
8.      Cacat hasil atau respon pemenuhuan terhadap makan
9.      Cuci tangan

2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu menelan dengan cara memberi makan melalui pipa lambung atau pipa penduga. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
Alat dan Bahan:
1.      Pipa penduga dalam tempatnya
2.      Corong
3.      Spuit 20 cc
4.      Pengalas
5.      Bengkok
6.      Plester, gunting
7.      Makana dalam bentuk cair
8.      Air matang
9.      Obat
10.  Stetoskop
11.  Klem
12.  Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
13.  Vaselin

Prosedur kerja:
1.      Cuci tangan
2.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3.      Atur posisi klien dengan posisi semiflower
4.      Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada
5.      Letakkan bengkok di dekat klien
6.   Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari epigastinum sampai hidung kemudian dibengkokkan ke telinga dan beri tanda batasnya
7.   Berikan vaselin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil klien dianjurkan untuk menelannya
8.   Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung dengan cara:
·         Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem dibuka), perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk ke paru, dan jika tidak ada gelembung maka pipa masuk ke lambung. Setelah itu diklem atau dilipat kembali
·         Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk, setelah itu keluarkan udara yang ada didalam sebanyak jumlah yang dimasukkan
9.   Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan cara pasang corong atau spuit pada pangkal pipa
10.  Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat pinggirnya
11.  Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila ada masukkan obat dan beri minum lalu pipa penduga diklem
12.  Catat hasil tau respons klien selama pemberian makanan
13.  Cuci tangan
3. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral
   Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infuse yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena, baik secara sentral (untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer (untuk nutrisi parental parsial). Pemberian nutrisi melalui parental dilakukan pada klien yang tidak bias makan melalui oral atau pipa nasograstik dengan tujuan untuk menunjang nutrisi sentral yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan harian.
1.      Nutrisi Parenteral Parsial
         Merupakan pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat di penuhi melalui enteral. Cairannya yang biasa digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.
2.      Nutrisi Parenteral Total
         Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan nutrisi sepenuhannya melalui cairan infuse karena keadaan saluran pencernaan klien tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti Triofusin E 1000, cairan ini yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti intralipid
3.      Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk jangka waktu lama dan melalui vena perifer.

A.     PROSES KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

1.     Pengkajian

a.     Data Biografi
a.     Identitas Pasien
Nama                    : Ny. M                         
Umur                     : 31 tahun
Jenis Kelamin     : Perempuan   
Suku/bangsa       : Sasak/Indonesia
Agama                  : Islam
Pendidikan          : SMA (tamat)
Pekerjaan             : Tidak bekerja (Ibu Rumah tangga)
Alamat                  : Jl. Banyu urip I / 24 A Mataram

b.     Identitaas Penanggung Jawab
Nama                    : Tn. As
Umur                     : 30 tahun
Jenis Kelamin        : Perempuan
Suku/bangsa          : Sasak/Indonesia
Agama                     : Islam
Pendidikan             : SMU ( tamat )
Pekerjaan                : Kuli Batu
Alamat                     : Jl. Banyu urip I / 24 A Mataram

b.     Riwayat penyakit

a.         Keluhan utama : Mual Muntah.
b.        Riwayat penyakit sekarang : Klien datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit pada perut yang kembung.
c.         Riwayat penyakit dahulu : Klien sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit seperti yang dirasakan sekarang.
d.        Riwayat penyakiit keluarga : Klien mengatakan di dalam keluarga pasien juga tidak ada riwayat penyakit tersebut, hanya pasien sendiri yang mamiliki penyakit tersebut.
c.         Pemeriksaan fisik

a.         Keadaan umum    : Sedang
b.        Kesadaran            : Compos Mentis
c.         Vital Sign             : TD     = 100/70 mmHg
  N       = 76x/menit
  S        = 37,8o C
  RR     = 20x/menit

d.     Pemeriksaan laboratorium
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Glukosa
225
mg %
< 160
Kreatinin
1,9
mg %
0,5 – 1,10
Urea
102
mg %
10 – 50
SGOT / AST
84
u/L
< 37
SGPT / ACT
94
u/L
< 40











e.     Pengelompokan data

a.    Data Subjektif
·      Klien mengatakan selalu mual dan muntah saat makan.
·      Klien mengatakan kurang nafsu makan.
·      Klien mengatakan adanya perbedaan rasa saat masuknya makanan.
b.    Data Objektif
·      Klien tampak mual dan muntah.
·      Klien tampak pucat.
·      Terpasang infus 20 tetes/menit.
·      Tanda-tanda Vital
TD      = 100/70 mmHg          S          = 37,8o C
N        = 76 kali/menit            RR       = 20 kali/menit
2.      Diagnosa keperawatan

a.  Analisa data
Symptom
Etiologi
Problem
DS :  - Klien mengatakan
           selalu mual dan
            muntah saat makan.
-   Klien mengatakan kurang nafsu makan.
-   Klien mengatakan adanya perbedaan rasa saat masuknya makanan.

DO :  - Klien tampak mual
         dan muntah
-   Klien tampak pucat
-   Terpasang infus 20
 tetes/menit
-   Tanda-tanda Vital
 TD : 100/70 mmHg
 S    :  37,8o C
         N   : 76 kali/menit
         RR : 20 kali/menit
Kurang informasi terhadap makanan

 |
 |



Intake Asupan Makanan Kurang


 |
 |


Kurangnya Nutrisi
Ketidakseimbangan nutrisi yang kurang dari kebutu








b.  Rumusan diagnosa
Ketidakseimbangan nutrisi yang kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang makanan dan intake / asupan makanan yang kurang di tandai dengan klien mengatakan selalu mual dan muntah saat makan, klien mengatakan kurang nafsu makan, klien mengatakan adanya perbedaan rasa saat masuknya makanan, Klien tampak mual dan muntah, tampak pucat, terpasang infus 20 tetes/menit.

3.  Intervensi keperawatan


Tgl/jam
No. Dx.
Kriteria Hasil
Rencana Tindakan
Rasional
I
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien dapt terpenuhi dengan kriteria hasil :
-Intake meningkat
-Mual muntah hilang
1.     Observasi TTV




2.     Ajarkan klien menyeimbangkan intake dan output.

3.     Ajarkan klien dalam merencanakan makanan.

4.     Anjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering.



5.     Kolaborasi dalam pemberian obat oral.

6.     Pantau intake dan output.
Untuk mengetahui kemajuan/penyimpangan dari hasil yang diharapkan.


Untuk  menjaga kestabilan antara pemasukan dan pengeluaran.

Agar nafsu makan bisa bertambah


 Untuk memenuhi kecukupan nutrisi.




Untuk memberikan terapi (penyembuhan).

 Untuk mengetahui tingkat perkembangan.


4.  Implementasi keperawatan
Tgl/Jam
No. Dx
Tindakan Keperawatan
Respon Hasil
I
1.    Observasi TTV




2.    Mengajarkan klien menyeimbangkan intake dan output

3.  Mengajarkan klien dalam merencanakan makanan

4.  Menganjurkan klien makan sedikit demi sedikit tapi sering

5.    Memberikan obat oral


6.    Melakukan kolaborasi NGT

TD       = 100/70 mmHg     
S          = 37,8o C
N         = 76 kali/menit       
RR       = 20 kali/menit

Klien paham dengan apa yang diajarkan



Klien paham dan mengikuti


Klien mengikuti apa yang telah dianjurkan

Sakit yang di rasakan pasien masih terasa

Kolaborasi yang di lakukan berdampak baik pada pasien







5.  Evaluasi
Tanggal / Jam
No. Dx
Catatan Perkembangan
I
S : Klien mengatakan nafsu makan meningkat

O : 1. Klien tampak segar
      2. Klien masih sedikit mual apabila makan

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan
1.      Ajarkan klien merencanakan makanan
2.      Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering


















B. PROSEDUR KEPERAWATAN : MENGITUNG KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN TIRAH BARING, MENGHITUNG IMT, DAN MENGIDENTIFIKASI GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

1.  Menghitung kebutuhan kalori pada orang dewasa (kkal/kgBB/hari)
·     
BEE : BB x 1 x 24 jam (Laki-laki)
BB x 0,9 x 24 jam (Perempuan)
·      REE : BB x 27 x AF (Laki-laki)
BB x 25 x AF (Perempuan)

1 gr KH                       : 4 kkal
1 gr protein                : 4 kkal
1 gr lemak                  : 9 kkal

AF (activity factor)
1.  Sangat Ringan : banyak duduk, bedrest
L : 1,3         P : 1,3
2.  Ringan : pekerja kantoran, IRT
L : 1,6         P : 1,5
3.  Sedang : petani, mahasiswa aktif
L : 1,7         P : 1,6
4.  Berat : atlet di TC, tentara yang berlatih
L : 2,1         P : 1,9
5.  Sangat berat : pandai besi, pekerja kontruksi wanita

2.  Menghitung kebutuhan kalori pada anak
·      10 kg          : 100 kkal/kgBB/hari
·      11-20 kg    : + 50 kkal/kgBB/hari
·      > 20 kg      : + 20 kkal/kgBB/hari

Neonatus
BBLR             : 150 kkal/kgBB/hari
BBLN             : 100-120 kkal/kgBB/hari
 








3.  Menghitung kebutuhan protein

·      Dewasa                      : 1 gr/kgBB/hari
·      Neonatus prematur  : 3 gr/kgBB/hari
·      0-1 tahun                   : 2,5 gr/kgBB/hari
·      2-13 tahun                 : 1,5 – 2 gr/kgBB/hari
·      Remaja                       : 1 – 1,5 gr/kgBB/hari

4.  Penilaian status nutrisi

a.  BMI (Body Max Index)
BMI = BB
(TB)2
< 20    = underweight
20-25 = normal
25-30  = overweight
>30     = obese


b.  BB Relatif

(TB (cm) – 100) – 100%

c.   TSF (Triceps Skin Fold)>> tonjolan kulit di triceps
-     Normal >> L = 12,55 mm , P =16,5 mm
-     Obese >> L = 18,66 , P =25,1 mm
-     Sangat kurang >> L =2,5 mm , P = 3,0 mm
·      AMC (Arm Muscle Circumference) >> memperkirakan cadang protein tubuh.
-     Rumus : MUAC (mm) – (3,14 x TSF)

MUAC : Mid Upper Arm Circumference 

LLA < 12 cm              : Gizi Buruk
LLA : 12 – 13,5         : Gizi Kurang
LLA > 13,5                 : Normal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar