1)
Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran
pencernaan dan terdiri atas dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu
ruang di antara gusi, bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut. Di
dalam mulut, makanan mengalami proses mekanis melalui pengunyahan yang akan
membuat makanan dapat hancur sampai merata, dibantu oleh enzim amylase yang
akan memecah amilium yang terkandung dalam makanan menjadi maltose.
Proses mengunyah ini merupakan kegiatan
terkoordinasi antara lidah, gigi, dan otot-otot mengunyah. Di dalam mulut, juga
terdapat kelenjar saliva yang menghasilkan saliva untuk proses pencernaan
dengan cara mencerna hidrat arang, khususnya amylase, melicinkan bolus sehingga
mudah ditelan, menetralkan, serta mengecerkan bolus.
Kelenjar tersebut terdiri atas: kelenjar parotis, merupakan kelenjar
penghasil saliva terbesar yang terletak di sebelah kiri dan kanan bagian depan
agak ke bawah; kelenjar submandibularis,
merupakan penghasil saliva nomer dua setelah kelenjar parotis, terletak dibawah
sisi tulang rahang; dan kelenjar
sublingualis, penghasil saliva terkecil, letaknya di bawah lidah.
Dalam proses sekresi, saliva dipengaruhi
oleh beberapa factor, di antaranya factor mekanis (seperti adanya benda bolus
dalam mulut), factor psikis (seperti bila mencium atau mengingat makanan yang
enak), dan factor kimiawi (seperti bila makanan terasa asam atau asin).
2)
Faring
Faring
merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung, mulut,
dan laring. Faring terbentuk kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas
hingga vertebra servikal keenam. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (
amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan
merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara
jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga
hidung, didepan ruas tulang belakang.Faring langsung berhubungan dengan
esophagus, sebuah tabung yang memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25
cm kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang berhubungan langsung
dengan abdomen serta menyambung dengan lambung.Keatas bagian depan
berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana,
keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang
disebut ismus fausium.Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat
tinggi dengan hidung, bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan
bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan laring.Bagian superior disebut
nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang
gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan
sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan
orofaring dengan laring
3) Esophagus
merupakan
bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju lambung.
Esophagus berbentuk seperti silinder yang berongga dengan panjang kurang lebih
2 cm dengan kedua ujungnya dilindungi oleh sfingter. Dalam keadaan normal,
sfingter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam
lambung. Keadaan ini bertujuan untuk mencegah gerakan balik sisi ke porgan
bagian atas, yaitu esophagus. Proses penghantaran makanan dilakukan dengan cara
peristaltic, yaitu lingkaran serabut otot di depan makanan mengendor dan yang
di belakang makanan berkontraksi.
Esofagus dibagi menjadi tiga
bagian:
· bagian
superior (sebagian besar adalah otot rangka)
· bagian
tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
· serta
bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
4)
Lambung
Terdiri dari 3 bagian yaitu:
· Kardia.
· Fundus.
· Antrum.
Makanan masuk ke dalam
lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa
membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali
isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai
gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan
enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
· Lendir
Lendir melindungi sel-sel
lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir
ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak
lambung.
· Asam
klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan
suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein.
Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi
dengan cara membunuh berbagai bakteri.
· Prekursor
pepsin (enzim yang memecahkan protein)
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan
yang etrdiri atas bagian atas (disebut fundus), bagian utama dan bagian bawah
berbentuk horizontal (antrum pilorik). Lambung berhubungan dengan esophagus
melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik.
Lambung terletak di bawah diafragma dan di depan pancreas, sedangkan limpa
menempel pada sebelah kiri fundus.
Lambung memiliki fungsi, yaitu fungsi
motoris serta fungsi sekresi dan pencernaan. Fungsi motoris lambung adalah
sebagai reservoir untuk menampung makanan sampai dengan sedikit demi sedikit
dan sebagai pencampur adalah memecah makanan menjadi partikel-partikel kecil
yang dapat bercampur dengan asam lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan adalah
mensekresi pepsin dan HCI yang akan memecah protein menjadi pepton, amylase
memecah amilium menjadi maltose. Lipase memecah lemak menjadi asam lemak, dan
gliserol membentuk B12 yaitu di ileum, dan mensekresi mucus yang
bersifat protektif. Makanan berada pada lambung selama 2-6 jam, kemudian
bercampur dengan getah lambung (cairan asam bening tak berwarna) yang
mengandung 0.4 % HCl untuk mengasamkan semua makanan serta bekerja sebagai
antiseptic dan desinfektan. Dalam getah lambung terdapat beberapa enzim
diantaranya pepsin, dihasilkan oleh pepsinogen serta berfungsi mengubah makanan
menjadi bahan yang lebih mudah larut. Berfungsi membekukan susu atau membentuk
kasein kasinogen yang dapat larut.
5)
Usus
halus
Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat
dengan panjang kurang lebih 2,5 m dalam keadaan hidup. Kemudian akan bertambah
panjang menjadi kurang lebih 6m pada orang yang telah meninggal, akibatnya
adanya relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus halus terletak di
daerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar yang memanjang dari lambung
hingga katup ileo kolika.
Lapisan usus halus
; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ),
lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )
Usus halus terdiri
atas 3 bagian, duodenum dengan panjang kurang lebih 25 cm, jejunum dengan
panjang kurang lebih 2m dan illeum dengan panjang kurang lebih 1m atau 3/5
akhir dari usus. Lapisan dinding dalam usus halus mengandung berjuta-juta vili
kira-kira sebanyak 4,5 juta, yang membentuk mukosa menyerupai beludru. Pada
permukaan setiap villi terdapat tonjolan yang menyerupai jari-jari, yang
disebut mikrovili. Villi bersama-sama dengan mikrovilli dan valvula kaniventes
menambah luasnya permukaan sekresi dan absorpsi serta menghalangi agar isinya
tidak terlalu cepat berjalan sehingga absorpsi lebih banyak terjadi.
1. Usus dua belas jari
(Duodenum)
Usus dua belas jari atau
duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan
menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan
bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di
ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan
organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput
peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat
sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari
pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum
digitorum, yang berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke
dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus
halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah
yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal
kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
2. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum
(terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di
antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia
dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian
usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan
mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong
berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan
dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari,
yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan
usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit
untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
3. Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau
ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, )
ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum,
dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau
sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
Pada dinding usus halus, khususnya mukosa,
terdapat beberapa nodula jaringan limpe yang disebut kelenjar soliter,
berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi. Di dalam ileum, nodula ini
membentuk tumpukan kelenjar yang terdiri atas 20-30 kelenjar soliter.
Fungsi usus halus pada umumnya adalah
mencerna dan mengabsorpsi di dalam usus halus, yaitu pada duodenum, dan di sini
terjadi absorpsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin B, vitamin A,D,E, dan K
dengan bantuan empedu dan asam folat.
6)
Usus
besar
Usus besar atau juga disebut sebagai kolon,
merupakan sambungan dari usus halus yang dimulai dari katup ileokolik atau
ileosaekal yang merupakan tempat lewatnya makanan. Usus besar memiliki panjang
kurang lebih 1,5 m. kolon terbagi atas asenden, transversum, desende, sigmoid,
dan berakhir di rectum yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar. Dimulai
dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal. Tempat kolon asenden
membentuk belokan tajam di abdomen atas bagian kanan disebut fleksura hepatis,
sedang tempat kolon transversum membentuk belokan tajam di abdomen atau bagian
kiri disebut fleksura lienalis.
Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi
air (kurang lebih 90%), elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasitas
absorpsi air kurang lebih 5000cc/hari. Flora yang terdapat dalam usus besar
berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan
sisa-sisa makanan.
7)
Anus
Anus merupakan lubang di ujung saluran
pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari
permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan
penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui
proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
Proses Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi Sel
·
Ingesti
1.
Memasukkan makanan kedalam rongga mulut
2.
Memotong makanan menjadi potongan-potongan yang halus ( proses pengunyahan
)
3.
Membasahi makanan dengan sekresi kelenjar salivarius/ kelenjar ludah
4.
Menelan makanan (deglutition)
·
Digesti
Makanan yang
telah ditelan didorong oleh gerakan propulsive (pendorongan) melewati
oropharynx dan esophagus menuju lambung untuk diproses lebih lanjut oleh enzim
pencernaan dan asam lambung, meliputi :
1.
Tepung dipecah
menjadi monosakarida oleh enzim amylase
2.
Protei dipecah
menjadi dipeptida dan asam amino oleh enzim pepsin dan trypsin
3.
Lemak dipecah
menjadi monogliserida dan asam lemak bebas oleh enzim lipase dan esterase
·
Absorbsi
Penyerapan monosakarida seperti glukosa, asam amino
dan monogliseri asam-asam lemak, air, bikarbonat, dan kalsium dari lumen
gastrointestinal ke aliran darah atau limfe
·
Defekasi
Pengeluaran sisa makanan
yang tidak dicerna oleh tubuh melalui anus dalam bentuk feces.
Hormone Hormone Kebutuhan
Nutrisi Makro dan Mikro Nutrient
A.
Makronutrien
1.
Karbohidrat
Karbohidrat
memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi
manusia dan hewan yang harganya relative murah. Melalui proses fotosintesis,
klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari
karbondioksida (CO2) berasal dari udara dan air (H2O)dari
tanah. Karbohidrrat yan g dihasilkan adalah karbohidrat sederhana
glukosa.Disamping itu dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di udara.
ü Fungsi karbohidrat
a. Sumber energi.
b. Pemberi rasa manis pada makanan.
c. Penghemat protein.
d. Pengatur metabolisme lemak.
e. Membantu pengeluaran feses.
2.
Lemak
ü Klasifikasi:
· Lipid Sederhana
1. Lemak
Netral (Ester Asam Lemak Dengan Gliserol), sumber:
o Monogliserida.
o Digliserida.
o Trigliserida
2. Ester Asam Lemak Dengan Alkohol Berberat Molekul Tinggi
o Malam.
o Ester Sterol.
o Ester Nonsterol.
o Ester Vitamin A Dan D
· Lipid Majemuk (Compound Lipids)
1. Fosfolipid.
2. Lipoprotein.
· Lipid Turunan (Derived Lipids)
1. Asam
Lemak
o
Jenuh.
o
Tak jenuh.
2. Sterol
o
Kolesterol dan ergosterol.
o
Hormone steroid.
o
Vitamin d.
o
Garam empedu.
3. Lain-lain
o
Karotenoid dan vitamin A.
o
Vitamin E.
o
Vitamin K.
3. Protein
Protein
adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah
air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, setengahnya ada di dalam otot,
seperlima ada di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit,
dan selebihnya di dalam jarigan lain dan cairan tubuh.
ü
Fungsi protein
a. Pertumbuhan dan pemeliharaan.
b. Pembentukan ikatan-ikatan esensial
tubuh.
c. Mengatur keseimbangan air.
d. Memelihara netralitas tubuh.
e. Pembentukan antibodi.
f. Mengangkut zat-zat gizi.
g. Sumber energi.
B. Mikronutrien
1.
Vitamin
Vitamin adalah zat – zat
organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat sedikit dan pada umumnya
tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari luar
yaitu makanan. Vitamin dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : vitamin
larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K) dan vitamin larut dalam air.
Perbedaan antara vitamin yang larut dalam lemak dan
dalam air
Vitamin larut lemak
|
Vitamin larut air
|
Larut dalam lemak dan pelarut lemak
|
Larut
dalam air
|
Kelebihan
konsumsi dari yang dibutuhkan disimpan dalam tubuh.
|
Simpanan sebagai kelebihan
kebutuhan sangat sedikit.
|
Dikeluarkan
dalam jumlah kecil melalui empedu
|
Dikeluarkan melalui urin.
|
Gejala
defisiensi berkembang lambat.
|
Gejala defisiensi sering
terjadi dengan cepat.
|
Tidak
selalu perlu ada dalam makanan sehari – hari.
|
Harus selalu ada dalam makanan
sehari – hari.
|
Mempunyai
precursor atau provitamin.
|
Umumnya tidak mempunyai
precursor.
|
Hanya
mengandung unsur C,H, dan O.
|
Selain C, H, dan O juga
mengandung N, kadang – kadang S dan Co.
|
Diabsorpsi
melalui system limfa.
|
Diabsorpsi melalui vena porta.
|
Hanya
dibutuhkan oleh organisme kompleks.
|
Dibutuhkan oleh organisme
sederhana dan kompleks.
|
Beberapa
jenis bersifat toksik pada jumlah relative rendah (6 – 10 x KGA)
|
Bersifat toksik hanya pada
dosis tinggi atau megadosis (> 10 x KGA)
|
2.
Mineral
Tubuh tidak mampu mensintesa mineral sehingga
unsure-unsur ini harus disediakan lewat makanan (essensial).Diperlukan dalam jumlah sedikit sekali (trace
element).
Metabolisme Karbohidrat, Lemak, dan Protein
·
Metabolisme Lemak
Metabolisme Lemak adalah mengubah lemak menjadi gliserol dan asam lemak.Gliserol mengikuti jalan metabolisme
glukosa.Sedangkan Oksidasi asam lemak yaitu rangkaian atom C dipecah menjadi
fragmen 2-C melalui Beta-Oksidasi. Proses ini menyangkut pertautan koenzim A
pada gugusan Karboksil (COOH) akhir dari molekul asam lemak. Hasilnya yaitu
pembentukan beberapa komponen 2-C yang disebut Asetil Ko-A. jumlahnya
tergantung pada jumlah atom C pada asam lemak. Keton Bodies atau badan-badan
keton yaitu hasil akhir oksidasi asam lemak, terdiri dari: Asam aseto asetat, β-hidroksi
butirat, dan Aseton.
· Metabolisme
Karbohidrat
- Dibawah
pengaruh insulin dirubah menjadi glikogen dan disimpan dalam hepar
- Masuk
kedalam sirkulasi secara langsung dan dimetabolisir oleh jaringan tubuh secara
langsung
- Dirubah
menjadi cadangan lemak
- Disimpan
dalam otot dalam bentuk glikogen dengan bantuan insulin
· Metabolisme
Protein
Metabolisme protein merupakan metabolisme dari asam
amino itu sendiri.Kira-kira 75% asam amino digunakan untuk sintesis
protein.Asam-asam amino dapat diperoleh dari protein yang kita makan atau dari
hasil degradasi protein di dalam tubuh kita. Degradasi ini merupakan proses
kontinu.
Asam amino selanjutnya digunakan untuk sintesis
protein, diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (protein
nabati), dan makanan dari hewan (protein hewani).
Metabolisme Purin,
Pirimidin, dan Porfirin
1. Metabolisme Purin
· Adenosin → Inosin → Hiposantin → Santin → Asam Urat.
· Guanosin → Guanin → Santin → Asam Urat.
· Santin
oksidase adalah enzim yang merubah santin → asam urat, enzim tsb banyak terdapat di: hati,
ginjal, usus halus.
· Penyakit
Gout (pirai) ditandai oleh tingginya asam urat dalam tubuh, sehingga terjadi
penimbunan dibawah kulit berbentuk tophi
2. Metabolisme
Pirimidin
· Sitosin → Urasil → Dihidrourasil → Asam β ureidopropionat → CO2 + NH3.
· Timin → Dihidrotimin → Asam β ureidoisobutirat → CO2 + NH3.
· Katabolisme
pirimidin terutama berlangsung di hati
3. Metabolisme
Porfirin
· Protein hemoglobin merupakan protein yang terdiri dari rantai polipeptida
yang dinamakan APOPROTEIN dan gugus lain, yaitu gugus PROSTETIK.
· Perkataan hemoglobin adalah singkatn kata yang mempunyai arti globulin
darah. Protein tersebut mengandung porfirin yang terikat pada besi di samping
polimer asam amino. Oleh karenanya porfirin besi disebut HAEMA sedangkankan
apoproteinnya disebut GLOBIN.
· Sintesis dan katabolisma hemoprotein dan berbagai protein lain yang
mengandung Fe terjadi secara terus menerus dalam tubuh seiring dengan sintesis
dan katabolisme porfirin serta pemakaian kembali atom Fe.
PEMBENTUKAN UREA
Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO.
Urea juga dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan
Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide resin, isourea,
carbonyl diamide dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa organik
sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsep vitalisme.Urea merupakan produk metabolik mengandung nitrogen dari
katabolisme protein pada manusia.
Hampir seluruh ureum dibentuk di dalam hati, dari
metabolisme protein (asam amino).Urea berdifusi bebas masuk ke dalam
cairan intra sel dan ekstrasel.Zat ini dipekatkan dalam urinuntuk
diekskresikan.
Lebih dari 90% urea diekskresikan melalui ginjal,
dansebagian melalui saluran gastrointestinal dan kulit.Pada ginjal normal, 40%
sampai 70% urea yang sangat difusif bergerak secara pasif keluar dari
tubula ginjal dan ke dalam interstitium, yang pada akhirnya memasuki
plasmakembali.
KEADAAN KENYANG DAN PUASA
1. Kenyang
Selama makan, kita
memasukkan karbohidrat, lemak, dan protein, yang kemudian dicerna dan di
serap.Sebagian bahan makanan digunakan dalam jalur-jalur yang menghasilkan ATP,
untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh dibawa ke depot bahan bakar, tempat bahan
tersebut disimpan.
Selama periode dari
permulaan absorbsi sampai selesai, kita berada dalam keadaan kenyang atau
keadaan absorptive.
2. Puasa
Kadar glukosa darah
memuncak pada waktu sekitar 1 jam setelah makan, dua jam setelah makan, kadar
kembali ke rentang puasa (antara 80-100mg/dL) seiring dengan oksidasi atau
pengubahan glukosa menjadi bentuk simpanan bahan bakar oleh jaringan penurunan
glukosa menyebabkan penurunan sekresi insulin.
Namun, apabila kita
berpuasa terus selama 12 jam,, kita masuk ke status basal yang di kenal sebagai
keaadaan pasca obsobtif.
Manfaat
puasa bagi kesehatan tubuh :
1)
Memberi kesempatan beristirahat
bagi sistim pencernaan dari seluruh kegiatan mencerna makanan dan minumam.
2)
Memberi kesempatan bagi sel dan
jaringan tumbuh untuk memperbarui diri setelah di gunakan terus menerus selama
sebelas bulan.
3)
Menghindarkan penderita diabetes,
tekanan darah tinggi, kencing batu dari kelebihan makanan tertentu yang
menyebabkan atau memperparah penyakit tersebut.
4)
Melatih kemampuan untuk lebih
dapat mengendalikan emosi, menjadi lebih sabar dan memiliki kesehatan mental
yang prima dalam menghadapi berbagai tekanan dalam kehidupan.
TANDA DAN GEJALA GANGGUAN NUTRISI
1.
Penampilan umum >>Tanda dari nutrisi
yang baik yang dapat dilihat dari penampilan umumnya adalah responsive. Gejala
yang dapat dilihat jjika nutrisi yang kurang baik adalah lesu.
2.
Postur >>Tanda nutrisi yang baik dapat lihat dari postur yang tegak, lengan dan
tungkai lurus.Gejala yang timbul jika nutrisi kurang baik adalah bahu kendur,
dada cekung dan punggung bungkuk.
3.
Otot >>Tanda
yang dapat dilihat jika nutrisi terpenuhi dengan baik adalah otot berkembang
dengan baik, kuat, da terdapat lemak dibawah kulit.Sedangkan gejala yang dapat
dilihat jika kecukupan nutrisi buruk adalah penampilan lemah, sering merasa
nyeri dan edema.
4.
Kontrol sistem saraf >>Seseorang
yang memiliki nutrisi yang baik dapat dilihat kurang iritabilitas atau
kelelahan dan memiliki kestabilan psikologis.Gejala yang timbul jika nutrisi
kecukupan nutrisi krang baik adalah iritabilitas, bingung, tangan dan kaki
terasa terbakar dan kesemutan.
5.
Fungsi kardiovaskuler >>Tanda : laju denyut dan irama jntung normal, tekanan darah normal.Gejala :
laju denyut janung cepat (di atas 100 kali/menit),irama tidak normal dan
tekanan darah meningkat.
6.
Vitalitas umum >>Tanda :
bertenaga, penampilan kuatGejala : mudah lelah, kurang energy, mudah tertidur
dan mudah capek
7.
Rambut >>Tanda
kecukupan nutrisi baik: rambut berkilau, kuat, kulit kepala sehat.Gejala jika
kecukupan nutrisi buruk : rambut kusam, kusut, kering, tipis dan kasar, mudah
rontok.
8.
Kulit >>Tanda
kecukupan nutrisi yang baik : kulit halus dan sedikit lembab dengan warna
baik.Gejala yang dapat dilihat jika nutrisi tidak baik : kasar, kering,
bersisik, pucat.
9.
Wajah dan leher >>Tanda
kecukupan nutrisi yang baik : warna merata, halus, penampilan sehat.Gejala yang
dapat dilihat jika nutrisi buruk : wajah berminyak, bersisik, kulit gelap di
pipi dan dibawah mata, wajah kasar disekitar hidung dan mulut.
10.
Bibir >>Tanda
kecukupan nutrisi yang baik : halus, penampilan lembab (tidak pecah-pecah atau
bengkak).Gejala jika nutrisi buruk : kering, lesi angular pada sudut mulut.
11.
Gusi >>Tanda
jika kecukupan nutrisi baik : warna merah muda, tidak bengkak atau
berdarah.Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : gusi bengkak dan mudah berdarah.
12.
Lidah >>Tanda jika kecukupan nutrisi baik : warna merah muda, halus. Gejala jika
kecukupan nutrisi buruk : penampilan bengkak, kasar, warna daging.
13.
Gigi >>Tanda
jika kecukupan nutrisi baik : gigi tidak berlubang dan nyeri.Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : penampilan salah posisi.
14.
Mata >>Tanda
jika kecukupan nutrisi baik : mata terang, jernih, penampilan bersinarGejala
jika kecukupan nutrisi buruk : kekeringan membrane mata, kemerahan, kering.
15.
Kuku >>Tanda
jika kecukupan nutrisi baik : penampilan keras, merah mudaGejala jika kecukupan
nutrisi buruk : kuku mudah patah.
16.
Kaki atau tungkai >>Tanda
jika kecukupan nutrisi baik : tidak nyeri, lemah, dan bengkak.Gejala jika
kecukupan nutrisi tidak baik : edema betis, kesemutan dan lemah.
Proses Keperawatan
A.
Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama proses keperawatan, pengkajian data
terhadap pasien harus sistematis dan akurat. Dengan pengkajian dapat menentukan
aktifitas untuk memecahkan masalah klien dan digunakan sebagai sumber data
dasar yaitu data fisiologis, psikologis, sosiobudaya, perkembangan, dan
spiritual.
Untuk mengkaji
status nutrisi pasien dipaparkan pendekatan ABCD, yaitu:
a. Anthropolometric measurement
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan mengkaji status nutrisi
serta ketersediaan energi tubuh.
Pengukuran
anthopometrik terdiri atas:
1. Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita dilakukan
dalamposisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi pada posisi terbaring.
Satuan tinggi badan adalah cm atau inchi.
2. Berat badan
Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah timbangan manual,
meskipun ada alat ukur yang mengunakan sistem digital elektrik. berat badan yang ideal: (TB-100)± 10&.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengukur berat badan:
a) Alat ukur skala
ukur yang digunakan tetap sama setiap kali menimbang
b. Menimbang tanpa
alas kaki
c. Pakaian
diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang
d. Waktu (jam)
penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan
(menurut Wanit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns Nurul Chayati,
S.Kep, 2007. “Buku ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam
Praktik”)
3. Tebal lipatan
kulit
Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh, mengkaji
kemungkinan malnutrisi, berat badan normal, atau obesitas. Area yang sering
digunakan untuk pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep (trisep skinfold
[TSF] skapula, dan suprailiaka.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran antara
lain:
1. Anjuran klien
unutk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran
2. Perhatikan
selalu privasi dan rasa nyaman klien
3. Dalam
pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak dominan
4. Pengukuran TSF
dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara akronim dan olekranon
5. Klien
dianjurkan untuk rileks saat pengukuran
6. Alat ukur yang digunakan adalah kapiler
7. Nilai normal
wanita :
16,5-18 cm
Pria
: 12,5-16,5cm
4. Lingkar Tubuh
Umumnya area
tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini kepala, dada, dan otot bagian lengan atas.
b.
Biochemical
data
Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium.
Klien diperiksa darah dan urinnya yang meliputi pemeriksaan hemoglobin,
hemaktokrit, albumin. Albumin berfungsi untuk memelihara kesembangan cairan dan
elektrolit serta untuk transportasi nutrisi dan hormone.
1. Hemoglobin
normal
Pria :
13-16 g/dl
Wanita : 12-14 g/dl
2. Hematokrit
normal
Pria :
40-48 vol %
Wanita : 37-43 vol%
3. Albumin normal
Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl
c.
Clinical sign of nutrional status
Klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda abnormal
tersebut bukan saja pada organ-organ fisiknya tetapi juga fisiologisnya.
Tanda-tanda klinik untuk mengetahui status individu:
Organ /
sistem tubuh
|
Tanda normal
|
Tanda
abnormal
|
Rambut
|
Licin,
berkilau, baik kering atau berminyak
|
Kusam,
rontok, tumbuh tidak sempurna
|
Kulit
|
Halus,
sedikit basah, tugor baik
|
Kering,
pecah-pecah, bersisik
|
Mata
|
Bersih an
bersinar, konjuntiva tidak pucat
|
Tidak
bercahaya, konjungtiva pucat
|
Cardiovaskuler
|
HR, tensi,
nadi, irama jantung teratur
|
HR, tensi
tidak normal, irama jantung tidak teratur
|
Otot-otot
|
Kuat dan
berkembang biak
|
Lembek dan
berkembang tidak baik
|
Gastrointestinal
|
Nafsu makan
baik, BAB/BAK teratur dan normal
|
Nafsu makan
kurang, diare, sulit menelan, konstipasi
|
Aktifitas
|
Bersemangat,
giat dan tidur normal
|
Energi
kurang, lemah, susah tidur
|
Neurologi
|
Refleks
normal, emosi dan perhatian baik
|
Refleks
kurang, iritable, perhatian kurang, dan emosi labil
|
Clinikal singn
gangguan nutrisi di golongkan sebagai berikut:
1.
Protein calorie
malnutrision (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kekurangan kualitas dan kuantitas
konsumsi nutrisi, dengan kateggori sebagai berikut:
a. PCM/PEM ringan
BB kurang dari 80% dari BB normal sesuai umur
b. PCM/PEM sedang
60% dari BB normal sesuai umur Sd 80% dari BB normal
c. PCM/PEM berat
BB kurang dari 60% dari BB normal sesuai umur
2.
Kwashior
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi
ketika sudah tidak mendapatkan ASI. Defisiensi protein dapat berakibat:
retardasik metal, kemunduran, apatis, edema, otot-otot tidak tumbuh dll. Tanda
klinis kwashiokor:
a. Odem
b. Gangguan
pertumbuhan
c. Perubahan
kejiwaan
d. Otot tumbuh
terlihat lemah
3.
Maramus
Sindrom akibat defisiensi calorie d protein. Defisiensi kalori dan protein
berakibat: kelaparan, hilangnya jaringan-jaringan tubuh, BB < dari normal,
diare
PCM juga berakibat kurang baiknya penanganan klien selama menjalani proses
perawatan di berbagai fasilitas kesehatan
4.
Obesitas
Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih dari normal
(20-30%>normal)
5.
Over weight
Suatu keadaan
berat badan 10% melebihi berat badan ideal
d.
Dietery history
Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi cara ini hanya
merangsang pengeluaran cairan, bukan perubahan kebiasaan makanan (Moore
Courney, Mary, 1997). Pola makan dan kebiasaan makan dipengaruhi oleh budaya,
latar belakang, status sosial ekonomi, aspek psikologi. Faktor yang perlu
dikaji dalam riwayat konsumsi nutrisi/diet klien:
Pola
diet/makan
|
Vegetarian,
tidak makan ikan laut, dll
|
Pengetahuan tentang nutrisi
|
Penentuan tingkat pengetahuan
klien mengenai kebutuhan nutrisi
|
Kebiasaan
Makanan
|
MI melihat bersama-sama,
makan sambil mendengarkan musik, makan sambil melihat televisi
|
Makanan
kesukaan
|
Suka makan
lalap, suka sambel, suka coklat, suka roti
|
Pemasukan
cairan
|
Jumlah cairan
tiap hari yang diminum, jenis minuman, jarang minum
|
Problem diet
|
Sukar menelan,
kesulitan mengunyah
|
Tingkat aktivitas
|
Jenis
pekerjaan, waktu bekerja siang/malam, perlu makanan tambahan atau tidak
|
Riwayat
kesehatan/
pengkomsumsian obat
|
Adanya
riwayat penyakit diabetus melitus, adanya alergi
|
B.
Diagnosis Keperawatan
Diagnosis
keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi adalah:
1.
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Definisi: keadaan dimana intake
nutrisi kurang dari keadaan metabolism tubuh
·
Kemungkinan
ditemukan data:
a.
Meningkatkan
kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara berkelanjutan akibat penyakit
infeksi, luka bakar, ataupun kanker
b.
Disfagia
akibat kelumpuhan serebral
c.
Penurunan
absorpsi nutrisi akibat toleransi laktosa
d.
Penurunan nafsu
makan
e.
Sekresi
berlebihan, baik melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun pengeluaran
lainnya
f.
Ketidakcukupan
absorpsi akibat efek samping obat atau lainnya
g.
Kesulitan
mengunyah
·
Masalah
klinik yang berhubungan dengan:
a.
Anoreksia
nervosa
b.
AIDS
c.
Pembedahan
d.
Kehamilan
e.
Kanker
f.
Anemia
g.
Marasmus
2.
Perubahan nutrisi lebih dari
kebutuhan nutrisi
Definisi: klien dengan risiko atau actual
mengkonsumsi makanan melebihi dari kebutuhan metabolism tubuh
· Kemungkinan data yang ditemukan:
a. Perubahan pola kenyang akibat efek
obat atau radiasi
b.
Penurunan
fungsi pengecap atau penciuman
c.
Kurangnya
pengetahuan tentang nutrisi
d.
Penurunan
kebutuhan metabolisme
e.
Kelebihan
asupan
f.
Perubahan
gaya hidup
· Kondisi klinis kemungkinan terjadi
pada:
a.
Obesitas
b.
Hipotiroidesme
c.
Klien
dengan pemakaian kortikosteroid
d.
Imobilisasi
2.2.3 Perencanaan
Tujuan
:
1. Meningkatkan nafsu makan apabila
nutrisi kurang
2. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral
atau parental
Rencana
tindakan :
1.
Monitor
perubahan factor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi atau
kelebihannya dan status kebutuhan nutrisi
2.
Kurangi
factor yang mempengaruhi perubahan nutrisi
3.
Ajarkan
untuk merencanakan makanan
4.
Kaji tanda
vital dan bising usus
5.
Monitor
glukosa, elektrolit, albumin, dan hemoglobin
6.
Berikan
pendidikan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau tindakan lainnya.
Tindakan pada gangguan kekurangan
nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara:
·
Mengurangi
kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan penurunan nafsu makan
·
Memberikan
makanan yang disukai sedikit demi sedikit tetapi sering memperhatikan jumlah
kalori dan tanpa kontraindikasi
·
Menata
ruangan senyaman mungkin
·
Menurunkan
stress psikologis
·
Menjaga
kebersihan mulut
·
Menyajikan
makanan mudah dicerna
·
Hindari
makanan yang mengandung gas
Tindakan pada gangguan obstruksi
mekanis secara umum dapat dilakukan dengan cara:
·
Lakukan
kebersihan mulut segera dengan kumur-kumur menggunakan minuman bikarbonat
rendah kalori atau 1/2 atau 1/4
larutan hiderogen peroksida dan air sebagai pembersih mulut
·
Ajarkan
teknik mempertahankan nafsu makan dengan mengubah variasi dan kepadatan seperti
jus atau sop kental
·
Gunakan
suplemen tinggi kalori atau protein
Tindakan pada gangguan kesulitan
makan secara umum dapat dilakukan dengan cara :
·
Atur
posisi seperti duduk tegak 60-90 derajat pada kursi atau ditepi tempat tidur
·
Pertahankan
posisi selama 10-15 menit
·
Fleksikan
kepala ke depan pada garis tengah tubuh 45 derajat untuk mempertahankan
kepatenan esophagus
·
Mulai dari
jumlah yang kecil
·
Anjurkan
untuk membersihkan mulut, hindari makanan yang pedas atau asam, makanan
berserat (sayuran mentah), dan rendam makanan kering agar lunak
Tindakan pada gangguan kelebihan
nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara:
·
Hindari
makanan yang mengandunf lemak
·
Berikan
motivasi untuk menurunkaanberat badan
·
Lakukan
program olah raga
2.2.4 Implementasi
1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nutrisi
melaui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu
memberikan makan.nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan
nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada klien.
Alat dan Bahan:
1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas
5. Serbet
6. Mangkok cuci tangan
7. Pengalas
8. Jenis diet
Prosedur kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelasksn prosedur yang akan
dilakukan
3. Atur posisi klien
4. Pasang pengalas
5. Anjurkan klien untuk berdoa sebelum
makan
6. Bantu untuk melakukan makan dengan
cara menyuapkan makanan sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan
7. Setelah selesai, bersihkan mulut
klien dan anjurkan untuk duduk sebentar
8. Cacat hasil atau respon pemenuhuan
terhadap makan
9. Cuci tangan
2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa
penduga/lambung merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang
tidak mampu menelan dengan cara memberi makan melalui pipa lambung atau pipa
penduga. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
Alat dan Bahan:
1. Pipa penduga dalam tempatnya
2. Corong
3. Spuit 20 cc
4. Pengalas
5. Bengkok
6. Plester, gunting
7. Makana dalam bentuk cair
8. Air matang
9. Obat
10. Stetoskop
11. Klem
12. Baskom berisi air (kalau tidak ada
stetoskop)
13. Vaselin
Prosedur kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan
dilakukan
3. Atur posisi klien dengan posisi semiflower
4. Bersihkan daerah hidung dan
pasangkan pengalas di daerah dada
5. Letakkan bengkok di dekat klien
6. Tentukan letak pipa penduga dengan
cara mengukur panjang pipa dari epigastinum sampai hidung kemudian dibengkokkan
ke telinga dan beri tanda batasnya
7. Berikan vaselin pada ujung pipa dan
klem pangkal pipa tersebut lalu masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan
sambil klien dianjurkan untuk menelannya
8. Tentukan apakah pipa tersebut
benar-benar sudah masuk ke lambung dengan cara:
·
Masukkan
ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem dibuka),
perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk ke paru, dan jika tidak ada
gelembung maka pipa masuk ke lambung. Setelah itu diklem atau dilipat kembali
·
Masukkan
udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan
stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk,
setelah itu keluarkan udara yang ada didalam sebanyak jumlah yang dimasukkan
9. Setelah selesai, maka lakukan
tindakan pemberian makanan dengan cara pasang corong atau spuit pada pangkal
pipa
10. Masukkan air matang ± 15 cc pada
awal dengan cara dituangkan lewat pinggirnya
11. Berikan makanan dalam bentuk cair
yang tersedia, setelah itu bila ada masukkan obat dan beri minum lalu pipa
penduga diklem
12. Catat hasil tau respons klien selama
pemberian makanan
13. Cuci tangan
3. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral
Pemberian nutrisi
melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infuse yang
dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena, baik secara sentral (untuk
nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer (untuk nutrisi parental
parsial). Pemberian nutrisi melalui parental dilakukan pada klien yang tidak
bias makan melalui oral atau pipa nasograstik dengan tujuan untuk menunjang nutrisi
sentral yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan harian.
1. Nutrisi Parenteral Parsial
Merupakan pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian
kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat di penuhi melalui enteral. Cairannya
yang biasa digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.
2. Nutrisi Parenteral Total
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan nutrisi
sepenuhannya melalui cairan infuse karena keadaan saluran pencernaan klien
tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang
mengandung karbohidrat seperti Triofusin E 1000, cairan ini yang mengandung
asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti
intralipid
3. Jalur pemberian nutrisi parenteral
dapat melalui vena sentral untuk jangka waktu lama dan melalui vena perifer.
A.
PROSES KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
1.
Pengkajian
a. Data Biografi
a. Identitas Pasien
Nama :
Ny.
M
Umur : 31 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/bangsa : Sasak/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA (tamat)
Pekerjaan : Tidak bekerja (Ibu Rumah tangga)
Alamat : Jl. Banyu urip I / 24 A Mataram
b. Identitaas Penanggung Jawab
Nama :
Tn. As
Umur :
30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/bangsa : Sasak/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMU ( tamat )
Pekerjaan : Kuli Batu
Alamat : Jl. Banyu
urip I / 24 A Mataram
b. Riwayat penyakit
a.
Keluhan utama : Mual Muntah.
b.
Riwayat penyakit sekarang : Klien
datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit pada perut yang kembung.
c.
Riwayat penyakit dahulu : Klien
sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit seperti yang dirasakan sekarang.
d.
Riwayat penyakiit keluarga : Klien
mengatakan di dalam keluarga pasien juga tidak ada riwayat penyakit tersebut,
hanya pasien sendiri yang mamiliki penyakit tersebut.
c.
Pemeriksaan
fisik
a.
Keadaan umum :
Sedang
b.
Kesadaran
: Compos Mentis
c.
Vital
Sign :
TD = 100/70 mmHg
N = 76x/menit
S = 37,8o C
RR = 20x/menit
d. Pemeriksaan laboratorium
Jenis
Pemeriksaan
|
Hasil
|
Satuan
|
Nilai
Normal
|
Glukosa
|
225
|
mg %
|
< 160
|
Kreatinin
|
1,9
|
mg %
|
0,5 – 1,10
|
Urea
|
102
|
mg %
|
10 – 50
|
SGOT / AST
|
84
|
u/L
|
< 37
|
SGPT / ACT
|
94
|
u/L
|
< 40
|
e. Pengelompokan
data
a.
Data Subjektif
·
Klien mengatakan selalu mual dan
muntah saat makan.
·
Klien mengatakan kurang nafsu makan.
·
Klien mengatakan adanya perbedaan
rasa saat masuknya makanan.
b.
Data Objektif
·
Klien tampak mual dan muntah.
·
Klien tampak pucat.
·
Terpasang infus 20 tetes/menit.
·
Tanda-tanda Vital
TD
= 100/70 mmHg
S = 37,8o C
N
= 76
kali/menit
RR = 20 kali/menit
2.
Diagnosa keperawatan
a. Analisa data
Symptom
|
Etiologi
|
Problem
|
DS :
- Klien mengatakan
selalu mual dan
muntah saat makan.
-
Klien mengatakan kurang nafsu makan.
-
Klien mengatakan adanya perbedaan rasa saat masuknya
makanan.
DO :
- Klien tampak mual
dan muntah
- Klien
tampak pucat
- Terpasang
infus 20
tetes/menit
- Tanda-tanda
Vital
TD :
100/70 mmHg
S
: 37,8o C
N : 76 kali/menit
RR : 20 kali/menit
|
Kurang
informasi terhadap makanan
|
|
Intake
Asupan Makanan Kurang
|
|
Kurangnya
Nutrisi
|
Ketidakseimbangan
nutrisi yang kurang dari kebutu
|
b. Rumusan
diagnosa
Ketidakseimbangan
nutrisi yang kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang makanan dan intake / asupan makanan yang kurang di tandai dengan klien
mengatakan selalu mual dan muntah saat makan, klien mengatakan kurang nafsu
makan, klien mengatakan adanya perbedaan rasa saat masuknya makanan, Klien
tampak mual dan muntah, tampak pucat, terpasang infus 20 tetes/menit.
3. Intervensi
keperawatan
Tgl/jam
|
No. Dx.
|
Kriteria Hasil
|
Rencana Tindakan
|
Rasional
|
I
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi
klien dapt terpenuhi dengan kriteria hasil :
-Intake
meningkat
-Mual
muntah hilang
|
1.
Observasi TTV
2.
Ajarkan klien menyeimbangkan intake dan output.
3.
Ajarkan klien dalam merencanakan makanan.
4.
Anjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering.
5.
Kolaborasi dalam pemberian obat oral.
6.
Pantau intake dan output.
|
Untuk
mengetahui kemajuan/penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
Untuk
menjaga kestabilan antara pemasukan dan pengeluaran.
Agar nafsu
makan bisa bertambah
Untuk memenuhi kecukupan nutrisi.
Untuk
memberikan terapi (penyembuhan).
Untuk mengetahui tingkat perkembangan.
|
4. Implementasi
keperawatan
Tgl/Jam
|
No. Dx
|
Tindakan Keperawatan
|
Respon Hasil
|
I
|
1. Observasi
TTV
2.
Mengajarkan
klien menyeimbangkan intake dan output
3.
Mengajarkan klien dalam merencanakan makanan
4. Menganjurkan
klien makan sedikit demi sedikit tapi sering
5.
Memberikan obat oral
6.
Melakukan kolaborasi NGT
|
TD
= 100/70 mmHg
S
= 37,8o C
N
= 76 kali/menit
RR
= 20 kali/menit
Klien
paham dengan apa yang diajarkan
Klien
paham dan mengikuti
Klien
mengikuti apa yang telah dianjurkan
Sakit yang
di rasakan pasien masih terasa
Kolaborasi
yang di lakukan berdampak baik pada pasien
|
5. Evaluasi
Tanggal / Jam
|
No. Dx
|
Catatan Perkembangan
|
I
|
S : Klien
mengatakan nafsu makan meningkat
O : 1.
Klien tampak segar
2. Klien masih sedikit mual apabila makan
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
Intervensi dilanjutkan
1.
Ajarkan klien merencanakan makanan
2.
Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering
|
B. PROSEDUR
KEPERAWATAN : MENGITUNG KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN TIRAH BARING, MENGHITUNG
IMT, DAN MENGIDENTIFIKASI GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
1. Menghitung
kebutuhan kalori pada orang dewasa (kkal/kgBB/hari)
·
BEE : BB x 1 x 24 jam (Laki-laki)
BEE : BB x 1 x 24 jam (Laki-laki)
BB x 0,9 x 24 jam (Perempuan)
·
REE : BB x
27 x AF (Laki-laki)
BB x 25 x AF (Perempuan)
1 gr KH : 4 kkal
1 gr protein
: 4 kkal
1 gr lemak : 9 kkal
AF (activity factor)
1. Sangat Ringan : banyak duduk, bedrest
L : 1,3 P :
1,3
2. Ringan : pekerja kantoran, IRT
L : 1,6 P :
1,5
3. Sedang : petani, mahasiswa aktif
L : 1,7 P :
1,6
4. Berat : atlet di TC, tentara yang berlatih
L : 2,1 P :
1,9
5. Sangat berat : pandai besi, pekerja kontruksi wanita
2. Menghitung
kebutuhan kalori pada anak
·
10 kg : 100 kkal/kgBB/hari
·
11-20 kg : + 50 kkal/kgBB/hari
·
> 20 kg : + 20 kkal/kgBB/hari
Neonatus
BBLR :
150 kkal/kgBB/hari
BBLN :
100-120 kkal/kgBB/hari
|
3.
Menghitung kebutuhan protein
·
Dewasa : 1 gr/kgBB/hari
·
Neonatus
prematur : 3 gr/kgBB/hari
·
0-1 tahun : 2,5 gr/kgBB/hari
·
2-13 tahun : 1,5 – 2 gr/kgBB/hari
·
Remaja : 1 – 1,5 gr/kgBB/hari
4.
Penilaian status nutrisi
a. BMI (Body
Max Index)
BMI = BB
(TB)2
< 20 = underweight
20-25 = normal
25-30 = overweight
>30 =
obese
b. BB Relatif
(TB (cm) – 100) – 100%
c. TSF (Triceps
Skin Fold)>> tonjolan kulit di triceps
- Normal >> L = 12,55 mm , P =16,5 mm
- Obese >> L = 18,66 , P =25,1 mm
- Sangat kurang >> L =2,5 mm , P = 3,0 mm
·
AMC (Arm Muscle Circumference) >> memperkirakan
cadang protein tubuh.
- Rumus : MUAC (mm) – (3,14 x TSF)
MUAC : Mid Upper Arm Circumference
LLA < 12 cm : Gizi Buruk
LLA : 12 – 13,5 : Gizi Kurang
LLA > 13,5 : Normal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar