Ø GENETIKA
Genetika (ilmu keturunan) adalah cabang dari ilmu hayat yang mempelajari
turun temurunnya sifat-sifat induk atau orang tua kepada keturunannya. Genetika memiliki beberapa cabang di
antaranya: genetika sel, genetika manusia, genetika mikrobia, genetika
molekuler, genetika biokimia, genetika fisiologi, genetika farmasi, genetika
populasi, genetika kuantitatif, genetika tumbuhan, genetika hewan, genetika
konseling, eugenika (usaha untuk mendapatkan keturunan yang lebih baik), dan
sebagainya.
1. Kromosom
o Morfologi Kromosom
Jika kita mengambil salah satu sel somatis (sel tubuh), misalnya sel
kulit, sel darah putih, sel otot, sel saraf atau sel lainnya yang memiliki
nukleus, maka di dalam nukleus sel tersebut akan kita dapati 46 kromosom.
Ternyata dari ke-46 kromosom tadi ada pasangan-pasangan kromosom dengan
morfologi yang serupa, sehingga dikenal pasangan ke-1, pasangan ke-2, pasangan
ke-3 dan seterusnya sampai dengan pasangan ke-23. Pasangan kromosom ke-1 sampai
dengan ke-22 dinamakan autosom (kromosom somatis), sedangkan pasangan ke-23
dinamakan gonosom (kromosom seks). Sepasang gonosom ini, pada wanita lazim
diberi simbol XX, sedangkan pada pria lazim diberi simbol XY. Agar lebih jelas
perhatikan Gambar 9 yang menjelaskan morfologi kromosom saat sel tidak sedang
membelah dan bandingkan dengan Gambar 10 yang menjelaskan morfologi kromosom
pada saat sel akan membelah, dengan DNA telah mengalami replikasi sehingga
menjadi ganda.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa secara sistematis
morfologi kromosom membagi kromosom pada sel somatis menjadi 2 tipe, yaitu:
1.
Autosom (kromosom somatis), berjumlah 22
pasang (44 buah) dan tidak berhubungan dengan penentuan jenis kelamin.
2.
Gonosom (kromosom seks), berjumlah sepasang
(2 buah), yaitu X dan X untuk wanita serta X dan Y untuk pria. Kromosom ini
berhubungan dengan penentuan jenis kelamin.
Gender
|
Kromosom sel somatis
|
Kromosom sel kelamin
|
Wanita
|
46XX
44 autosom, 2 gonosom
|
23X
22 autosom, 1 gonosom
|
Pria
|
46XY
44 autosom, 2 gonosom
|
23X
atau
23Y
22 otosom, 1 gonosom
|
HOMEOSTATIS
Homeostatis
adalah Proses yang terjkadi dalam organism hidup untuk mempertahankan
lingkungan intern ini dalam kondisi agar optimal bagi kehidupan
organisme. Jadi, kesimpulan dari homeostasis adalah Suatu proses perubahan
yang terus menerus atau suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan
dalam menghadapi kondisi yang dialaminya yang sifatnya dinamis yang berlangsung
secara konstan, dan terjadi pada setiap organisme.
Proses
homeostasis ini dapat terjadi apabila tubuh mengalamai stress sehingga tubuh
secara alamiyah akan melakukam mekanisme pertahanan diri untuk menjaga
kondisisi nyang seimbang.
Homeostasis
yang terdapat dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu system endokrim
dan saraf otonom. Secara alamiah proses homeostasis dapat terjadi dalam tubuh
manusia.
Homeostasis
penting bagi kelangsungan hidup sel, sebagai bagian dari sistem yang
terorganisasi, memberi kontribusi bagi homeostasis
Sel-sel
tubuh dapat hidup dan berfungsi hanya jika dibasuh oleh cairan ekstra sel yang
cocok bagi kelangsungan hidup mereka, dengan demikian komposisi kimiawi dan
keadaan fisik lingkungan internal hanya diperbolehkan menyimpang dalam
batas-batas yang sempit. Sewaktu sel mengeluarkan zat-zat gizi dan O2 dari
lingkungan internal, bahan-bahan esensial ini harus secara terus menerus dilengkapi
lagi agar proses sel mempertahankan hidupnya yang berlangsung terus menerus
dapat berlanjut.
Fungsi-fungsi
yang dilakukan oleh setiap sistem tubuh ikut berperan dalam mempertahankan
homeostasis, sehingga lingkungan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan
fungsi semua sel yang membentuk tubuh dapat dipertahankan.
Faktor-faktor lingkungan
internal yang harus dipertahankan secara homeostasis:
1) Konsentrasi
molekul zat-zat gizi.
2) Konsentrasi
O2 dan CO2.
3) Konsentrasi
zat-zat sisa.
4) pH.
5) Konsentrasi
garam-garam, air, dan elektrolit-elektrolit lain.
6) Suhu.
7) Volume
dan tekanan.
Terdapat
sebelas sistem tubuh utama yang berkontribusi terpenting dalam untuk
homeostasis
1)
Sistem sirkulasi adalah
sistem transportasi yang membawa berbagai zat.
2)
Sistem pencernaan, menguraikan
makanan menjadi molekul-molekul kecil zat gizi yang dapat diserap kedalam
plasma untuk didistribusikan keseluruh tubuh.
3)
Sistem respirasi,
mengambil O2 dari dan mengeluarkan CO2 ke
lingkungan eksternal.
4)
Sistem kemih,
mengeluarkan kelebihan garam, air, dan elektrolit lain dari plasma melalui
urin, bersama zat-zat sisa selain CO2.
5)
Sistem rangka,
memberi penunjang dan proteksi bagi jaringan lunak dan organ-organ. Sistem ini
juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium(Ca++).
6)
Sistem otot,
menggerakan tulang-tulang yang melekat kepadanya. Sistem ini memungkinkan
individu mendekati makanan dan menjauhi bahaya. Panas yang dihasilkan oleh
kontraksi otot penting untuk mengatur suhu.
7)
Sistem integumen,
sebagai sawar protektif bagian luar yang mencegah cairan internal keluar dari
tubuh dan mikroorganisme asing masuk ke dalam tubuh. Sistem ini juga penting
dalam mengatur suhu tubuh.
8)
Sistem imun,
mempertahankan tubuh dari serangan benda asing dan sel-sel tubuh yang telah
menjadi kanker. Sistem ini juga mempermudah jalan untuk perbaikan dan
penggantian sel yang tua atau cedera.
9)
Sistem saraf adalah
salah satu dari dua sistem pengatur(kontrol) utama tubuh. Sistem ini sangat
penting terutama untukmendeteksi dan mencetuskan reaksi terhadap berbagai
perubahan lingkungan intrnal. Sistem ini juga bertanggung jawab atas fungsi
lain yang lebih tinggi yang tidak seluruhnya ditujukan untuk mempertahankan
homeostasis.
10) Sistem
endokrin adalah sistem kontrol utama lainnya. Sistem ini
terutama penting untuk mengontrol konsentrasi zat-zat gizi dan, dengan
menyesuaikan fungsi ginjal, mengontrol volume serta komposisi elektrolit
lingkungan internal.
11) Sistem
reproduksi, tidak esensial bagi homeostasis. sehingga tidak
penting bagi kelangsungan hidup individu, akan tetapi sistem ini penting bagi
kelangsungan hidup suatu spesies.
Gangguan
pada homeostasis dapat menyebabkan penyakit dan kematian
Jika
satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi secara benar, homeostasis
terganggu dan semua sel akan menderita karena mereka tidak lagi memperoleh
lingkungan yang optimal tempat mereka hidup dan berfungsi. Jika gangguan
terhadap homeostasis menjadi sedemikian berat sehingga tidak lagi memungkinkan
kelangsungan hidup, timbul kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar